Pemuka Buddha Sumsel Temui Ganjar Pranowo Saat Ziarah ke Candi Borobudur
JAKARTA - 50 tokoh agama Buddha dari Sumatera Selatan akan melaksanakan kegiatan Dharma Yatra di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, mulai Selasa 13 Juli hingga Kamis 14 Juli. Mereka tergabung dalam kelompok Tokoh Kerukunan.
Koordinator Tokoh Kerukunan, Cik Harun mengatakan, kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka mendukung program dari empat kementerian dan dua provinsi, untuk mewujudkan Candi Borobudur sebagai wisata religi.
"Kami ke sini bapak, juga dalam rangka men-support program dari empat menteri dan dua gubernur, menjadikan Candi Borobudur sebagai kawasan wisata religi, dan ada kegiatan dalam agama kami namanya Dharma Yatra,” kata Cik Harun.
Cik Harun menjelaskan Dharmayatra adalah kegiatan mengunjungi tempat yang berhubungan dengan kebenaran Dharma. Borobudur menjadi salah satu peninggalan umat Buddha yang dipilih untuk melaksanakan kegiatan ini.
"Dari kesempatan inilah kami datang ke sini untuk wisata religi dharmayatra ke situs-situs Candi Borobudur, yang sudah dicanangkan tempat ibadahnya agama Buddha dan Hindu untuk Indonesia dan dunia,” kata Cik Harun.
Baca juga:
- FKUB Percaya Silih Asih, Silih Asah dan Silih Asuh Benteng Warga Jabar Tangkal Intoleransi
- Dampingi Roy Suryo, Lieus Sungkharisma Berani Bertaruh, Umat Buddha Tak Marah pada Kasus Meme Stupa Candi Borobudur Mirip Jokowi
- Heran Kenapa Roy Suryo Diincar di Meme Stupa Candi Borobudur, Aktivis Lieus Sungkharisma: Pak Jokowi juga Tak Marah
- Bareskrim Polri Limpahkan Penanganan Kasus Meme Stupa Candi Borobudur Mirip Jokowi ke Polda Metro
Cik Harun juga mengapresiasi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang memberikan sambutan luar biasa pada kehadiran mereka. Cik Harun berharap kunjungannya sebagai pemicu kedatangan umat Buddha lainnya, untuk bisa beribadah langsung ke candi terbesar di dunia itu.
“Mudah-mudahan ini rombongan kita yang pertama, dan nanti ada yang kedua dan ketiga,” ujarnya.
Gubernur Ganjar Pranowo berterima kasih atas kehadiran para tokoh moderasi beragama dari Provinsi Sumatera Selatan ke Jawa Tengah. Kehadiran mereka, kata Ganjar, adalah wujud optimalisasi pemanfaatan rumah ibadah, khususnya di Jateng.
“Ini membikin suasana keindonesiaan kita terasa, karena mereka bisa saling kunjung saling silaturahmi dan pasti dampaknya positif,” kata Ganjar dalam keterangan tertulis Pemprov Jateng.