Patroli Jepang Pergoki Kapal Penjaga Pantai China Masuki Perairan Dekat Kepulauan Senkaku: Langsung Diusir Keluar, Sudah 15 Kali Sepanjang 2022
JAKARTA - Dua kapal penjaga pantai China memasuki perairan teritorial Jepang di dekat Senkaku pada Hari Selasa, sehari setelah sebuah kapal angkatan laut China terlihat di dekat pulau-pulau yang diklaim China, ketika ketegangan meningkat antara Tokyo dan Beijing, meskipun mendekati peringatan 50 tahun normalisasi hubungan diplomatik.
Penjaga Pantai Jepang mengatakan penyusupan itu, yang ke-15 tahun ini dan yang pertama sejak 23 Juni, terjadi sekitar pukul 04.35 pagi, setelah kapal-kapal China melacak sebuah kapal penangkap ikan Jepang.
Kapal patroli memerintahkan kedua kapal China untuk segera keluar dari perairan dekat gugusan pulau tak berpenghuni, yang dikelola oleh Jepang tetapi diklaim oleh China, di Laut China Timur.
Terkait hal ini, Menteri Luar Negeri Yoshimasa Hayashi mengatakan telah melakukan protes serius kepada China melalui saluran diplomatik. Menyebut penyusupan itu sebagai pelanggaran hukum internasional, dia mengatakan pada konferensi pers reguler, Jepang akan menangani tindakan China"dengan tenang dan tegas, melansir Kyodo News 5 Juli.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Nobuo Kishi secara terpisah mengatakan, 'kegiatan militer China menjadi semakin aktif dengan Jepang akan menghadapi setiap upaya sepihak untuk mengubah status quo dengan tegas dan tenang
Diketahui, Kepulauan Senkaku, yang disebut China Diaoyu, tetap menjadi masalah pelik dalam hubungan bilateral. Meskipun protes berulang kali dari Tokyo, Beijing, yang juga secara agresif menegaskan klaim teritorial di Laut Cina Selatan, terus mengirim kapal ke perairan di sekitar pulau-pulau yang dikuasai Jepang.
Kapal-kapal China kini telah terlihat di dekat pulau-pulau itu, termasuk di zona yang disebut zona tambahan di luar perairan Jepang, selama 81 hari berturut-turut, menurut penjaga pantai.
Sebelumnya, sebuah fregat China berlayar di zona yang berdekatan selama sekitar enam menit dari 7:44 pagi, sekitar 40 menit setelah sebuah kapal perang Rusia berada di daerah itu pada Hari Senin, menurut pejabat Kementerian Pertahanan Jepang.
Ini adalah pertama kalinya sejak Juni 2018 sebuah kapal militer China memasuki zona dekat Senkaku. Sebelum ini, sebuah kapal perang China berlayar di zona itu tiga kali, yang pertama pada Juni 2016 ketika melakukannya dengan kapal militer Rusia.
Sedianya, Jepang dan China akan menandai peringatan 50 tahun normalisasi hubungan diplomatik pada Bulan September mendatang, tetapi ada sedikit suasana untuk perayaan di kedua sisi.
Jepang memprotes China dengan menyatakan "keprihatinan besar" setelah insiden Senin, menurut Kementerian Luar Negeri. Hayashi mengatakan pada hari berikutnya, Jepang memprotes lagi setelah kapal penjaga pantai China memasuki perairan teritorialnya.
Baca juga:
- Angkatan Laut AS Tawarkan Hadiah Uang Tunai Bagi Informasi Terkait Penyelundupan Obat-obatan dan Senjata di Teluk Arab
- Pastikan Militer Tidak Ambil Bagian dalam Politik, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan Minta Kelompok Sipil Sudan Serius Bahas Transisi Demokrasi
- Enam Orang Tewas dan 25 Luka-luka Akibat Penembakan Parade HUT Kemerdekaan AS 4 Juli, Polisi Kantongi Identitas Pelaku
- Presiden Putin Tidak Ucapkan Selamat HUT Kemerdekaan AS, Kremlin Singgung Kebijakan Tidak Bersahabat Washington
Terpisah, Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian pada Hari Senin membalas protes awal, dengan mengatakan pulau-pulau itu telah menjadi bagian dari wilayah China.
"Aktivitas kapal-kapal China di perairan yang berdekatan adalah legal dan sah. Pihak Jepang tidak berhak menuding aktivitas ini," jelasnya pada konferensi pers.
Selain China, Jepang juga mengatakan kepada Rusia melalui saluran diplomatik, mereka mengamati dengan cermat perkembangan terakhir di sekitar Senkaku, karena Moskow dan Beijing telah meningkatkan kehadiran angkatan laut mereka di sekitar kepulauan Jepang.
Tetapi Jepang menahan diri untuk tidak memprotes Rusia, mengingat mereka tidak mengklaim pulau-pulau itu. Dan, karena kapal fregat Rusia tampaknya memasuki zona yang berdekatan untuk menghindari topan, sumber Kementerian Luar Negeri menambahkan.