KLHK Buka-bukaan Data, Luas Karhutla Turun Drastis dalam 6 Tahun

JAKARTA - Luas areal kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menurun signifikan dalam enam tahun sejak Indonesia secara simultan memperbaiki sistem penanggulangannya.

Kasubdit Pencegahan Karhutla Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Anis Susanti Aliati di Palembang, mengatakan, tahun 2014 luas areal terbakar mencapai 1,7 juta hektare dan tahun 2015 naik mencapai 2,6 juta hektare (Ha) atau mengalami kenaikan 46,9 persen.

Saat menjadi pembicara kunci dalam diskusi bertajuk “Peran para pihak dalam mendukung penerapan standar instrumen pengendalian karhutla di tingkat tapak”, Anis mengatakan, tiga tahun berikutnya terjadi penurunan signifikan dari angka acuan, yakni tahun 2016 yakni 438.363 Ha atau menurun 75,3 persen, 2017 seluas 165.484 Ha atau menurun 90,7 persen dan 2018 seluas 510.564 Ha atau menurun 71,3 persen.

"Namun pada 2019, luas areal karhutla kembali melejit melewati angka acuan sebesar 7,2 persen lantaran terbakarnya 1,6 juta hektare," katan Anis di Palembang, Jumat 1 Juli.

Ia mengungkapkan, pada dua tahun berikutnya kembali mengalami penurunan yakni pada 2020 seluas 296.942 Ha atau menurun 83,3 persen dan pada 2021 tercatat seluas 358.864 Ha atau menurun 79,8 persen.

"Sementara jika ingin mengamati tahun 2022 ini, maka data yang tersaji juga jauh lebih baik dibandingkan 2019," kata Anis dikutip dari Antara.

Menurutnya banyak hal yang sudah dilakukan para pemangku kepentingan untuk mencegah karhutla berkaca pada kejadian hebat pada 2015.

Indonesia membuat strategi penanggulangan karhutla dengan mengoptimalkan multi pihak, mulai dari penguatan koordinasi dari tingkat pemerintah pusat hingga daerah, pengendalian karhutla seperti melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca dan upaya pemadaman dini.

Lalu, peningkatan kesiapsiagaan, peningkatan kapasitas, sapras dan pendanaan, serta kerja sama internasional.

Walau telah melakukan banyak hal, ia tak menyangkal bahwa intaian karhutla selalu mengancam Indonesia setiap musim kemarau lantaran adanya areal gambut seluas 20 juta hektare tersebar di lima provinsi.

Salah satu tantangan terbaru yang dijumpai kini terdapat beberapa provinsi yakni Aceh, Lampung, Sumber dan Kalbar yang sudah terbakar sejak awal tahun dan di wilayah lahan mineral.

Oleh karena itu, ke depan pemerintah bermaksud membuat standarisasi mengenai penanganan karhutla di Indonesia yang dapat menjadi acuan/pedoman para pihak demi mencapai target net zero emission tahun 2060.