Turki soal Serangan Nice: Terorisme Tak Memiliki Agama

JAKARTA - Juru Bicara Kepresidenan Turki, Ibrahim Kalim mengutuk insiden penikaman yang terjadi di dekat Gereja Basilika Notre-Dame, Prancis. Menurutnya serangan yang membuat tiga orang terbunuh dan melukai sejumlah orang adalah tindakan yang sangat keji.

“Kami dengan tegas mengutuk serangan teroris keji di Basilika Notre-Dame di Nice. Kami menyampaikan belasungkawa kami kepada rakyat Prancis,” kicau Kalin dikutip Yeni Safak, Jumat, 30 Oktober.

Kalin menambahkan aksi teror tak memiliki agama, bahasa, atau warna kulit. Oleh sebab itu, dirinya menegaskan bahwa Turki dengan tegas melawan semua jenis terorisme dan ekstremisme. Beruntung, otoritas setempat kemudian sudah menangkap tersangka, membawanya ke rumah sakit setelah mengalami luka tembak serius.

Tercatat, mereka yang tewas adalah satu orang pria dan dua orang wanita. Serangan itu memperpanjang daftar aksi teror yang terjadi di Prancis di tengah meningkatnya ketegangan tentang tindakan anti-Islam Presiden Emmanuel Macron.

Sementara itu, dalam insiden terpisah, polisi Prancis juga telah menembak mati seorang pria bersenjata pisau. Pria itu ditembak karena ingin mengancam polisi di Avignon.

Sebelumnya, polemik kartun Nabi Muhammad telah memicu kemarahan pemimpin Muslim dunia. Beberapa di antaranya adalah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Tak main-main, Erdogan menyerukan pemboikotan produk Prancis.

Selain Erdogan, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan juga mendesak pemerintah Prancis untuk menghentikan segala hal yang merendahkan Nabi Muhammad. Bahkan, Imran mengatakan, jika Prancis tak merespons masalah ini dengan cara bijak dan damai, Pakistan akan menarik utusannya dari Paris.