Tiga Cagar Alam Indonesia Kembali Diakui UNESCO

JAKARTA - Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menobatkan tiga cagar biosfer Indonesia dalam pertemuan ke 32, Man and the Biosphere Programme International Coordinating Council (MAB-ICC).

Ketiga cagar alam dan biosfer Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut antara lain Bunaken Tangkoko Minahasa, Karimunjawa Jepara Muria, dan Merapi Merbabu Menoreh.

"Bagi Indonesia, penetapan cagar biosfir tidak hanya bertujuan untuk melindungi dan melestarikan lingkungan hidup namun juga memberi manfaat sosial-ekonomi pada masyarakat yang tinggal di daerah sekitar," kata Duta Besar sekaligus wakil Delegasi Tetap Indonesia untuk UNESCO, Surya Rosa Putra, seperti dilansir dari Antara, Kamis, 29 Oktober. 

Tak hanya Indonesia, ada 24 proposal cagar biosfer lainnya yang masuk dalam daftar UNESCO. Secara keseluruhan terdapat 714 cagar alam yang tersebar di 129 negara. 

Ketiga cagar biosfer Indonesia tersebut memiliki kekhasan tersendiri. Cagar biosfer Bunaken Tangkoko Minahasa merupakan ekosistem vulkanik yang memiliki keanekaragaman hayati bawah laut.

Cagar biosfer Karimunjawa Jepara Muria merupakan ekosistem yang unik berupa mozaik pulau, dataran rendah, dan pegunungan, sedangkan cagar biosfer Merapi Merbabu Menoreh merupakan ekosistem hutan pegunungan yang menjadi rumah bagi jenis tumbuhan dan fauna khas Jawa.

Putra menyuarakan komitmen pemerintah Indonesia untuk melestarikan tiga cagar alam. Menjadi bagian dari Jaringan Cagar Biosfer Dunia (WNBR) memberikan peluang bagi Indonesia untuk menjalin kerja sama ilmiah dan sosial ekonomi dengan sesama negara anggota UNESCO, tegasnya.

Dengan penetapan ketiga cagar alam dunia tersebut. Artinya Indonesia telah memiliki 19 cagar alam dalam World Network of Biosphere Reserve dari UNESCO.