Ledakan Bom Pakistan: Terjadi di Tengah Ceramah dan Hanya Beberapa Hari setelah Peringatan Intelijen
JAKARTA - Ledakan dahsyat bom menghancurkan sebuah madrasah Islam di pinggiran Kota Peshawar, Pakistan, Selasa pagi, 27 Oktober. Serangan itu terjadi beberapa hari setelah intelijen memeringatkan ancaman serangan militan di tempat-tempat umum dan gedung penting, termasuk seminari dan masjid.
Ledakan itu menewaskan tujuh pelajar dan melukai setidaknya 112 lain. Pengeboman terjadi saat seorang ulama terkemuka menyampaikan ceramah tentang ajaran Islam di aula utama Madrasah Jamia Zubairia. Hasil penyelidikan paling dini mengungkap ledakan terjadi beberapa menit setelah seorang tak dikenal meninggalkan tas di madrasah.
Polisi mengatakan setidaknya tas itu berisi lima kilogram bahan peledak. Rekaman video menunjukkan kondisi aula madrasah yang rusak. Beberapa korban luka --terdiri dari siswa, guru dan karyawan-- kini dalam kondisi kritis. Otoritas rumah sakit khawatir jumlah korban tewas dapat meningkat lebih jauh.
Awalnya polisi mengatakan pengeboman menewaskan dan melukai anak-anak. Namun kemudian keterangan itu diklarifikasi. Korban sebagian besar adalah siswa berusia pertengahan 20 tahun. Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengutuk pengeboman itu dan meminta otoritas memastikan bantuan medis terbaik kepada para korban.
Meledak di tengah ceramah
Dari ranjang rumah sakit, seorang siswa terluka, Mohammad Saqib (24) mengatakan ulama Rahimullah Haqqani sedang menjelaskan ayat-ayat Alquran ketika tiba-tiba ledakan memekakkan telinga. Orang-orang tiba-tiba menangis dan terlihat siswa-siswa berlumuran darah.
“Seseorang membantu saya dan memasukkan saya ke dalam ambulans dan saya dibawa ke rumah sakit,” katanya, dikutip Euronews, Selasa, 27 Oktober. Kondisi Saqib stabil, meski kepala dan kedua lengannya dibalut perban ketika wawancara dilakukan.
Serangan itu terjadi beberapa hari setelah intelijen Pakistan memeringatkan ancaman serangan militan ke areal umum dan gedung penting, termasuk madrasah dan masjid di seluruh Pakistan, tak terkecuali Peshawar.
Belum ada pengakuan dari pihak manapun yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan di ibu kota provinsi di Khyber Pakhtunkhwa yang berbatasan dengan Afghanistan. Provinsi tersebut telah jadi tempat serangan militan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga:
Namun, kekerasan sektarian juga telah menewaskan dan melukai banyak orang di masjid atau madrasah lain di seluruh Pakistan. Serangan terbaru terjadi dua hari setelah pengeboman di barat daya Quetta. Serangan itu menewaskan tiga orang.
Taliban Pakistan telah menargetkan tempat-tempat umum, sekolah, masjid, dan militer di seluruh negeri sejak 2001, ketika negara Islam ini bergabung dengan perang melawan teror yang dipimpin AS menyusul serangan 11 September di Amerika Serikat. Sejak itu para pemberontak menyatakan perang terhadap pemerintah Pakistan.
Serangan-serangan banyak mereka lakukan, termasuk yang paling brutal, yaitu serangan di sekolah yang dikelola militer di Kota Peshawar pada 2014. Serangan itu menewaskan 140 orang, termasuk anak dan beberapa guru.