700 Tahanan Ukraina Berada di Lugansk, Pemimpin LPR: Nasibnya Diputuskan Pengadilan, Semua Dapat Hukuman yang Pantas
JAKARTA - Kepala Pepublik Leonid Pasechnik mengungkapkan sekitar 700 tawanan perang Ukraina berada di wilayah Republik Rakyat Lugansk (LPR), di sela-sela Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF), Kamis.
"Sekitar 700 tawanan perang saat ini berada di wilayah LPR. Tentu saja, angka ini terus berubah, meningkat. Apa yang akan terjadi pada mereka: Saya pikir pengadilan yang akan memutuskan, pengadilan yang akan memutuskan," tegasnya seperti mengutip TASS 16 Juni.
Lebih jauh Pasechnik menerangkan, hukuman akan tergantung pada pelanggaran yang dilakukan oleh masing-masing individu.
"Jika seseorang mengambil bagian dalam penembakan warga sipil dan pembunuhan massal penduduk Donbass, itu adalah salah satu jenis hukuman. Jika dia berada di suatu tempat menyerahkan amunisi, itu mungkin akan menjadi jenis hukuman lain," paparnya.
Baca juga:
- Telepon Pemimpin Ukraina Zelensky 41 Menit: Presiden Biden Umumkan Bantuan Senjata Baru Senilai Rp14 Triliun, Termasuk 18 Howitzer
- Anak-anak Myanmar Dipukuli, Ditikam hingga Gigi atau Kukunya Dicabut saat Diinterogasi Rezim Militer, PBB: Kejahatan Kemanusiaan dan Perang
- Jatuhkan Sanksi Bertubi-tubi Terkait Invasi: Uni Eropa Masih Jadi Importir Terbesar Bahan Bakar Rusia, Moskow Raup Rp1,4 Kuadriliun
- Dua Remaja Tewas dan Puluhan Luka-luka, Pemimpin Kelompok Islam di India Serukan Penundaan Protes Penghinaan Nabi Muhammad
Menurut Pasechnik, semua yang terlibat dalam pembunuhan massal warga Donbass sedang menunggu pengadilan, dan mereka akan mendapatkan hukuman berat yang pantas mereka terima.
"Bagaimanapun, orang yang terlibat dalam pembantaian itu akan menerima hukuman yang pantas dia terima. Yang pasti, pengadilan menunggu semua orang, dan semua orang akan menderita hukuman yang pantas mereka terima: hukuman yang berat dan cukup legal," pungkasnya.