Setelah 41 Tahun 2 Bulan dan 15 Hari, Penembak Presiden AS Ronald Reagan Bebas Penuh dari Penjara
JAKARTA - John Hinckley, pelaku penembakan yang melukai Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan dan tiga orang lainnya dalam upaya pembunuhan tahun 1981, bebas tanpa syarat sesuai dengan perintah hakim federal.
Hinckley menerima pembebasan bersyarat penuh waktu pada tahun 2016, setelah 30 tahun di rumah sakit jiwa di Washington. Dan, tinggal bersama ibunya di Virginia sampai kematiannya tahun lalu.
Juri telah memutuskan dia tidak bersalah dengan alasan kegilaan dalam persidangannya tahun 1982, mendorong Kongres dan beberapa negara bagian untuk meloloskan undang-undang yang membatasi penggunaan kegilaan sebagai pembelaan.
"Setelah 41 tahun 2 bulan dan 15 hari, AKHIRNYA KEBEBASAN!!!" Hinckley, 67, menulis di akun Twitter-nya," melansir Reuters 16 Juni.
September lalu, Hakim Distrik AS Paul Friedman memutuskan bahwa Hinckley stabil secara mental, mematuhi persyaratan pembebasan bersyaratnya, yang membatasi perjalanan dan penggunaan internetnya, sehingga ia harus mendapatkan pembebasan tanpa syarat.
Dokter yang memeriksa Hinckley mengatakan kepada pengadilan, risiko dia melakukan kekerasan sangat kecil, dengan jaksa federal setuju.
Kendati demikian, putri Reagan, Patti Davis, menentang pembebasan Hinckley, dengan mengatakan Hinckley adalah seorang narsisis, yang dia tidak percaya merasa menyesal.
Ronald Reagan dengan cepat pulih setelah operasi untuk paru-paru yang terluka setelah serangan Hinckley di luar sebuah hotel di Washington. Tetapi, sekretaris persnya Jim Brady mengalami cacat permanen. Peluru pertama dari enam butir yang ditembakkan Hinckley mengenai kepala Brady, menghancurkan rongga otak.
Serangan itu sendiri membantu memacu upaya moderen untuk memperketat undang-undang senjata, dengan Brady dan istrinya, Sarah Brady, membentuk Kampanye Brady untuk Mencegah Kekerasan Senjata.
Baca juga:
- Telepon Pemimpin Ukraina Zelensky 41 Menit: Presiden Biden Umumkan Bantuan Senjata Baru Senilai Rp14 Triliun, Termasuk 18 Howitzer
- Anak-anak Myanmar Dipukuli, Ditikam hingga Gigi atau Kukunya Dicabut saat Diinterogasi Rezim Militer, PBB: Kejahatan Kemanusiaan dan Perang
- Jatuhkan Sanksi Bertubi-tubi Terkait Invasi: Uni Eropa Masih Jadi Importir Terbesar Bahan Bakar Rusia, Moskow Raup Rp1,4 Kuadriliun
- Dua Remaja Tewas dan Puluhan Luka-luka, Pemimpin Kelompok Islam di India Serukan Penundaan Protes Penghinaan Nabi Muhammad
Setelah penembakan itu, dilaporkan secara luas bahwa Hinckley menjadi terobsesi dengan Jodie Foster dan berusaha untuk mengesankan pemeran film 'Taxi Driver' tersebut.
Tak lama setelah kematian Jim Brady pada tahun 2014, seorang pemeriksa medis memutuskan, kematiannya sebagai pembunuhan dari penembakan lebih dari dua dekade sebelumnya.
Untuk diketahui, Hinckley telah menulis lagu dan merilis rekaman secara online, tetapi konser debutnya di Market Hotel di New York City bulan ini dibatalkan pada hari Rabu setelah venue mengatakan telah menerima serangkaian ancaman kekerasan.