Dukung Taipei, Amerika Serikat Tegaskan Selat Taiwan Merupakan Jalur Air Internasional: Kebebasan Navigasi dan Penerbangan Dijamin
JAKARTA - Amerika Serikat menegaskan dukungannya terhadap Taiwan, dengan menggarisbawahi selat yang memisahkan pulau itu dengan China daratan adalah perairan internasional dan menolak klaim Beijing terkait kedaulatan di sana.
Selat Taiwan sering menjadi sumber ketegangan militer, sejak Pemerintah Republik China melarikan diri ke Taiwan pada tahun 1949, setelah kalah perang saudara dengan komunis, yang mendirikan Republik Rakyat China.
Dalam beberapa tahun terakhir, kapal perang AS, dan kadang-kadang kapal-kapal dari negara-negara sekutu seperti Inggris atau Kanada, telah berlayar melalui selat itu, memicu kemarahan Beijing.
Pada hari Senin, Kementerian Luar Negeri China mengatakan negara itu "memiliki kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksi atas Selat Taiwan" dan menyebutnya "klaim palsu ketika negara-negara tertentu menyebut Selat Taiwan sebagai 'perairan internasional'."
Menanggapi hal tersebut, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan dalam email ke Reuters: "Selat Taiwan adalah jalur air internasional, yang berarti bahwa Selat Taiwan adalah area di mana kebebasan laut lepas, termasuk kebebasan navigasi dan penerbangan, dijamin di bawah hukum internasional," seperti dikutip 15 Juni.
Dunia memiliki "kepentingan abadi dalam perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, dan kami menganggap ini sebagai pusat keamanan dan kemakmuran kawasan Indo-Pasifik yang lebih luas," tambah Price.
Dia mengulangi kekhawatiran AS tentang "retorika agresif dan aktivitas koersif China mengenai Taiwan", mengatakan Amerika Serikat "akan terus terbang, berlayar dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan, termasuk transit melalui Selat Taiwan."
Sebelumnya pada Hari Selasa, juru bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan Joanne Ou menyebut posisi China sebagai "kesalahan."
Sedangkan pada Hari Rabu, Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang mengatakan selat itu 'tidak berarti laut pedalaman China'.
"Ambisi China untuk menelan Taiwan tidak pernah berhenti atau disembunyikan. Selat Taiwan adalah wilayah maritim untuk navigasi internasional yang bebas," tukasnya kepada wartawan.
Terpisah, Kantor Urusan Taiwan China mengatakan pemerintah di Taipei "bekerja sama dengan kekuatan eksternal untuk membesarkan masalah ini".
Baca juga:
- Jatuhkan Sanksi Bertubi-tubi Terkait Invasi: Uni Eropa Masih Jadi Importir Terbesar Bahan Bakar Rusia, Moskow Raup Rp1,4 Kuadriliun
- Dua Remaja Tewas dan Puluhan Luka-luka, Pemimpin Kelompok Islam di India Serukan Penundaan Protes Penghinaan Nabi Muhammad
- Rusia Hancurkan Jembatan Terakhir ke Sievierodonetsk, Gubernur Ukraina: warga Terjebak, Tidak Mungkin Evakuasi atau Mengirim Bantuan
- Jadi Raja Terlama Kedua di Dunia, Ratu Elizabeth II Lewati Bhumibol Adulyadej hingga Nenek Buyutnya Ratu Victoria
Ini "merugikan kepentingan rekan senegaranya di kedua sisi Selat Taiwan dan mengkhianati kepentingan bangsa China, dan itu tercela," kata juru bicara kantor Ma Xiaoguang di Beijing.
Diketahui, China tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya, memandang pulau itu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah China.
Sementara, Taiwan mengatakan China tidak memiliki hak untuk berbicara atau mengklaim kedaulatan, mengatakan hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka sendiri dan bahwa Republik Rakyat China tidak pernah menguasai bagian mana pun dari pulau itu.