Jokowi Ingin Jadikan Indonesia Produsen Utama Nikel, PLN Siap Dukung dengan Listrik Andal
JAKARTA - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meninjau pembangunan proyek Grand Package Konsorsium LG di Kawasan Industri Terpadu, Batang pada Rabu, 8 Juni.
Proyek ini merupakan wujud nyata dari rencana pemerintah menjadikan Indonesia sebagai produsen utama produk berbasis nikel di dunia.
PT PLN (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ketenagalistrikan di Indonesia menjadi pemain utama dalam memasok kebutuhan listrik industri.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memastikan PLN siap mendukung pertumbuhan industri dan kebangkitan ekonomi Indonesia saat ini.
Terlebih lagi proyek ini merupakan industri bahan baku baterai yang terintegrasi dan mencakup dari hulu sampai hilir.
Proyek end to end ini akan mendukung masifnya ekosistem Kendaraan Listrik Berbasis Baterai (KLBB).
Baca juga:
- Kementerian yang Dipimpin Erick Thohir Ajukan PMN Tambahan 2023 Rp73,26 Triliun, Hutama Karya Kebagian Paling Besar Rp30,56 Triliun
- Tingkatkan Infrastruktur Kelistrikan Sulut dan Gorontalo, PLN Operasikan SUTT Sepanjang 80,59 Kms
- Targetkan Bantuan Pasang Listrik Baru ke 80 Ribu Rumah Tangga, Kementerian ESDM Anggarkan Dana Rp120 Miliar
Menurut Darmawan, dengan adanya pabrik ini maka menjadi salah satu upaya Presiden Jokowi mengubah ketergantungan Indonesia dari energy import yaitu bahan bakar minyak (BBM) menjadi energi yang berbasis pada domestik yaitu listrik.
Dengan mengubah sektor transportasi dari yang tadinya berbasis BBM menjadi sektor transportasi yang berbasis listrik.
"Kami (PLN) tentu saja siap memasok kebutuhan listrik bagi para industri khususnya di Batang ini. Peresmian ini adalah suatu pertanda, suatu kebangkitan pembangunan industri hilirisasi dari minerba kita. Tadinya banyak sekali sumber daya alam kita diekspor dalam bentuk mentah. Kali ini kita proses dengan nilai tambah yang luar biasa," ujar Darmawan.
PLN juga terlibat aktif dalam proyek ini yang merupakan konsorsium antara LG dan Indonesia Battery Coorporation (IBC), di mana PLN terlibat investasi 25 persen di IBC ini.
"PLN mengambil peran penting. Yaitu bagaimana kita terlibat langsung dari investasi di hulunya, baik itu dari pembangunan smelter-nya. Kita juga terlibat langsung di hilirnya, produksi baterainya. Dan lebih penting lagi nanti dalam proses pembangunan dan operasionalisasi sektor transportasi yang berbasis pada listrik, listriknya adalah dari PLN," tambah Darmawan.
Selain secara investasi, PLN juga akan memasok kebutuhan listrik ke Kawasan Industri Terpadu Batang ini.
Pada tahap pertama, Darmawan menjelaskan PLN akan memasok 2,2 megavolt ampere (MVA) untuk kebutuhan listrik Marketing Gallery perkantoran serta tenant di Kawasan Industri Terpadu Batang ini.
"Pasokan listrik di Jawa saat ini sangat besar dan kita mempunyai daya mampu pasok mencapai 6.564 megawatt (MW).dan cadangan daya 1.713 MW yang siap menyuplai kebutuhan listrik di Batang," ujar Darmawan.
Tahap kedua, PLN saat ini sedang membangun jaringan tegangan menengah dengan kapasitas 30 MVA yang ditargetkan selesai pada akhir Juni 2022.
Infrastruktur listrik ini dibangun PLN untuk melayani kebutuhan konstruksi calon pelanggan antara lain PT KCC Glass, PT Rumah Keramik Indonesia, PT Aneka Gas Industri dan Rumah Susun Pekerja KITB.
Darmawan menilai, dengan masifnya pertumbuhan industri komponen dan turunan nikel menjadi sinyal baik dalam perkembangan industri kendaraan listrik di Indonesia.
Hal ini diharapkan bisa mempercepat terbentuknya ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air.
"Ini juga bisa meningkatkan kapasitas nasional, peningkatan kualitas hidup masyarakat juga sekaligus menjaga kelestarian lingkungan hidup dengan mengurangi emisi gas rumah kaca," ujar Darmawan.