Survei Seismik Subvulkanik di Pulau Jawa Capai 82 Persen dari Target 1.000 Km

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan kegiatan survei seismik subvulkanik di Pulau Jawa telah mencapai 820 km atau 82 persen dari target 1.000 km.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, kegiatan survei seismik subvulkanik Jawa adalah bagian dari Indonesia Exploration Blueprint and strategy, yaitu menggali potensi hidrokarbon yang tertutupi vulkanik.

“Kerja keras dan komitmen untuk menyelesaikan kegiatan ini telah ditunjukan dengan baik, dengan capaian saat ini telah berhasil diselesaikan sepanjang 820 km atau 82% dari target 1.000 km pada kegiatan survei seismik subvulkanik Jawa, yang ditargetkan dapat diselesaikan pada bulan September 2022”, ujar Dwi kepada wartawan, Selasa 7 Juni

SKK Migas, lanjut Dwi, telah mendorong KKKS untuk melakukan kegiatan survei eksplorasi yang masif, dilakukan melalui kegiatan survei eksplorasi di darat, laut, dan udara adalah bagian dari upaya untuk mencapai target ketersediaan data bagi 128 Cekungan yang Indonesia miliki hingga tahun 2024, sebagaimana dicanangkan oleh Menteri ESDM.

"Kami atas nama manajemen SKK Migas mengapresiasi seluruh pihak yang telah bekerja keras dalam kegiatan ini khususnya Pertamina yang telah melakukan kegiatan eksplorasi secara masif, yaitu pelaksanaan kegiatan survei seismik 2D di laut pada open area sejauh 32,000 km pada tahun 2019-2020 yang lalu, dan full tensor gravity (FTG) menggunakan pesawat udara di Bird Head dan Akimeugah yang telah selesai akhir tahun 2021," imbuh Dwi.

Dwi menambahkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Pertamina tersebut merupakan bagian dari Komitmen Kerja Pasti Wilayah Kerja Jambi Merang.

Pertamina, sebagai pemegang wilayah kerja terbanyak dan terluas di Indonesia yang saat ini memiliki 41 WK Migas dengan luasan mencapai sekitar 204.494 km2, yang terdiri dari : 23 WK Pertamina sebagai operator, 3 WK berupa Badan Operasi Bersama (BOB)/JOB, 14 WK Pertamina sebagai Partner/Non Operator, tentunya sangat diharapkan untuk terus melakukan kegiatan eksplorasi secara masif.

Selain itu, Dwi juga mengingatkan apa yang dilakukan masih jauh dari selesai, karena setelah survei dan pengolahan data masih ada kegiatan lanjutan yang harus dilakukan dan membutuhkan usaha yang optimal kegiatan eksplorasi, yakni percepatan pengeboran sumur eksplorasi, di mana dari rencana pemboran 24 sumur eksplorasi oleh Pertamina Group pada tahun 2022 ini, hingga saat ini baru terealisasi 7 sumur.

"Kami juga berharap Pertamina dapat melakukan percepatan monetisasi undeveloped discovery yang bisa meningkatkan produksi dalam waktu dekat, kemudian percepatan FTG Kutei-Barito dan Area Mamberamo, serta tentu saja langkah-langkah percepatan eksplorasi sleeping area di Pertamina lainnya," pungkas Dwi.