Rangkul Komunitas, Kiat Warung Aceh Jame Dekati Konsumen

JAKARTA - Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendekatkan diri dengan konsumen. Yang dilakukan Warung Jame yang menyajikan hidangan khas Aceh dengan mendukung kegiatan komunitas pencinta sepak bola yang tergabung dalam Banda Glorius FC. Kemitraan yang dilakukan dengan mendukung kegiatan para pecinta sepakbola itu.

Sepintas memperkenalkan kuliner asli Aceh tidak ada kaitannya dengan komunitas anak muda. Namun lewat pemikiran kreatif, kedua kegiatan tersebut dapat diwujudkan di Warung Jame.

Robi selaku Bisnis Lead Warung mengatakan keinginannya untuk membawa Warung Jame, from local to global. Caranya, dengan menjadikan Warung Jamee sponsorship Banda Glorius FC, sebuah komunitas sepak bola anak muda Aceh di Jakarta.

“Kita berkontribusi dan berperan terhadap segala kegiatan positif teman-teman dari Aceh. Ini sesuai dengan tagline Warung Jame, ingin dikenal lebih luas. Impactnya, baik secara ekonomi maupun sosial bagi Warung Jame,” ujar Robi.

Sebelumnya, Robi juga mengundang praktisi bisnis untuk melakukan sharing bagi anak muda Aceh yang minat berbisnis dalam sesi Jame Bekasi sebanyak dua kali.

Melalui kegiatan sponsorship ini warung Jame ingin mempererat tali silaturahmi sesama anak muda Aceh. “Kalau hari ini warung Jame menggandeng  komunitas anak muda di bidang sepak bola, ke depannya bisa untuk komunitas otomotif dan sebagainya,” ujar Juanda Maulana.

Tempat Nongkrong

Jakarta sebagai ibu kota Indonesia sekaligus merupakan surga kuliner nusantara. Tinggal sebut ingin bersantap kuliner nusantara seperti apa? Kalau kangen hidangan tradisional Aceh yang kaya rasa rempah nan menggetarkan lidah, bisa ditemukan di Warung Jame.

Berada di kawasan ramai. Persisnya, di pertigaan Jalan Duren Tiga dan Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, tidak jauh dari markas grup band Slank.

Jame diambil dari pepatah Aceh yang terkenal, yakni ‘Peumulia Jamee Adat Geutanyoe’ artinya, memuliakan tamu adalah adat kami. Seperti namanya, Warung Jame yang beroperasi sejak Maret 2022 ini menyajikan hidangan tradisional Aceh bagi tamunya.

Tamu dapat memilih ruang smoking maupun non smoking yang memadai, sehingga ramah untuk keluarga. Masing-masing meja dan kursi ditata sedemikian membuat tamu betah nongkrong berlama-lama. Sudah begitu Lokasi Warung Jame juga dekat dengan fasilitas ibadah, yaitu Mushala.

Pendirinya, Juanda Maulana, anak muda kreatif asal Langsa, kota di pesisir Timur Negeri Serambi Mekkah. Ia seorang karyawan yang berani menghabiskan tabungannya untuk membuka bisnis pertamanya ini. “Dari hobi nongkrong bersama teman-teman, kita bentuklah warung Jame ini. Kami ingin mengenalkan masakan tradisonal Aceh hingga bahkan jajanan, kerajinan dan sebagainya.

“Selama ini orang Jakarta cuma kenal menu mainstream dari Aceh, seperti martabak, mie aceh, teh tarik dan kopi . Ada baiknya sekarang mengenal masakan tradisional Aceh,” ujar Juanda Maulana.

Jadi, kalau Anda bosan dengan menu mainstream Aceh yang itu itu aja, di warung Jame masih ada sederetan hidangan hidangan tradisional Aceh siap dihidangkan.

Sebut saja menu ayam tangkap dengan pilihan ayam atau bebek. Inilah hidangan khas dari ayam atau bebek yang digoreng dengan rempah dan daun temurui. Menu tradisional lainnya, yakni sirebu, kari kambing koblangon, kuah belingu dan masih banyak lagi. Selain rasanya yang nikmat di lidah, harganya pun sangat terjangkau.

“Kami berusaha menghadirkan pelayanan terbaik dengan fasilitas mencukupi. Semoga bisa menjadi tempat yang nyaman untuk nongkrong untuk siapa saja, dari anak muda hingga  keluarga,” pinta Juanda soal kerjasama dengan komunitas konsumen.