Investasi Digital Mulai Tercoreng dan Perlu Segera Dipulihkan

JAKARTA - Ekosistem investasi digital tampaknya sekarang menjadi tercoreng karena beberapa pemberitaan buruk yang terjadi belakangan ini. Ini tentunya mengancam literasi keuangan digital. Padahal, masih banyak investasi digital yang aman seperti crypto, financial technology (fintech) dan lain-lain.

Peneliti dan praktisi edukasi serta publikasi di bidang financial technology, Gemal A.N. Panggabean yang juga Head of Research and Editor Duniafintech.com mengatakan, menurunnya citra investasi digital mulai dari kasus penipuan Binomo dan QuoteX.

Ini dilakukan oleh Indra Kenz, Doni Salmanan dan kawan-kawan. Kemudian, kasus penipuan lain seperti DNA Pro juga mempengaruhi. Hal ini kemudian berlanjut dengan pemberitaan yang pesimis dan negatif saat harga Bitcoin, Terra Luna dan lain-lain turun secara drastis.

"Pemberitaan menjadi ranah yang paling penting dalam investasi digital. Saat investasi digital tercoreng seperti ini dan terjadi selama beberapa bulan, orang-orang cenderung mulai beralih ke investasi yang non digital," ujarnya, dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu 25 Mei.

Padahal, tak semua investasi digital itu buruk. Bahkan sampai saat ini, ada banyak jenis investasi digital yang bisa digunakan secara aman dan menguntungkan. Untuk itu, kepercayaan orang terhadap investasi digital harus kembali direbut karena tidak semua investasi digital itu buruk.

Gemal mengatakan, masih banyak masyarakat Indonesia yang memerlukan tempat untuk memutarkan uang atau aset dengan cara yang aman, berizin resmi dan menguntungkan. Dan di sisi lain, masih banyak jenis dan platform investasi digital yang aman, tertib aturan pemerintah dan menguntungkan masyarakat Indonesia.

Salah satu investasi digital yang paling menarik adalah aset kripto, seperti Bitcoin. Ini sudah diakui oleh pemerintah sebagai komoditas untuk trading. Saat ini, hanya terjadi penurunan biasa. Dan Kedepan, harga akan naik dan tentunya industri inimasih optimis.

"Sama juga dengan bentuk investasi digital lainnya, seperti crowdfunding, P2P lending, saham, asuransi, dan lain-lainnya. Kejadian-kejadian saat ini hanya kejadian biasa dimana market sedang mengalami tren penurunan. Ekosistem keuangan digital seperti fintech dan crypto atau blockchain itu cukup kuat. Dan ke depan, ini masih optimis," katanya.

Dia mencontohkan bagaimana fintech berizin selaku platform di era pandemi bisa berjaya dan membantu masyarakat dan perekonomian Indonesia. Bahkan, Duniafintech.com juga telah mengapresiasi hal tersebut dengan menggelar Dunia Fintech Awards secara rutin setiap tahun.

Hanya saja, kondisi seperti belakangan ini membuat staholdersperlu lebih fokus dan lebih masif mengedukasi masyarakat. Edukasi yang dilakukan juga untuk membentuk opini masyarakat tentang investasi digital yang baik dan aman.

Edukasi ini juga perlu dilakukan demi agar masyarakat tidak tertipu lagi dan menjadi tanggung jawab moral bersama. Selain itu, juga demi literasi keuangan Indonesia yang harus meningkat.

"Ada banyak value atau nilai yang bisa diberitahukan kepada masyarakat tentang investasi digital. Mereka belum sepenuhnya paham. Ini yang menjadi PR bagi stakeholders, agar mereka tahu tentang investasi digital yang baik itu seperti apa. Banyak produk yang bisa dimanfaatkan, seperti pemberitaan kepada media, media sosial atau dilakukan secara langsung lewat seminar dan webinar," jelasnya.