Jokowi: Indonesia Punya Pengalaman dan Pengetahuan Bencana, jadi Pelajaran Penting Dunia
JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengajak negara-negara global untuk melakukan upaya resiliensi atau kemampuan menghadapi bencana yang berkelanjutan secara bersama-sama.
Hal ini ia sampaikan dalam pembukaan The 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Bali.
"Kali ini pemerintah Indonesia menawarkan kepada dunia konsep resiliansi berkelanjutan sebagai solusi untuk menjawab tantangan risiko sistemik, menghadapi semua bentuk bencana, termasuk menghadapi pandemi, dan sekaligus mendukung implementasi pembangunan berkelanjutan," kata Jokowi dilihat dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Rabu, 25 Mei.
Menurut Jokowi, pengurangan risiko bencana adalah investasi efektif untuk mencegah kerugian di masa depan. Ia melanjutkan, daya tahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana sangat menentukan angka kerugian yang harus ditanggung akibat bencana.
karena itu, Jokowi menegaskan Indonesia berkomitmen untuk melaksanakan komitmen internasional. Jokowi pun menyebut Indonesia memiliki pengalaman dan pengetahuan yang akan dibagikan dalam mitigasi bencana.
"Sebagai negara rawan bencana, Indonesia mempunyai akumulasi pengetahuan dan pengalaman yang bisa menjadi pelajaran penting bagi dunia, tapi Indonesia juga sangat ingin belajar dari pengalaman internasional," ungkap Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga memaparkan banyaknya bencana yang terjadi di Indonesia. Di tahun 2022, per 23 Mei, telah terjadi bencana sebanyak 1.613. Dalam sebulan, rata-rata terjadi 500 kali gempa skala kecil maupun besar. Dengan 131 gunung api aktif, letusan gunung berapi juga mengancam masyarakat indonesia.
Lalu, Jokowi juga menyebut kebakaran hutan dan lahan merupakan ancaman yang serius. Kebakaran hutan dan lahan di tahun 1997-1998 merupakan yang terbesar yang pernah dialami Indonesia, menghanguskan lebih dari 10 juta hektare lahan yang tersebar di Indonesia.
Baca juga:
Namun, Jokowi menyebut saat ini pemerintah telah melakjkan mitigasi. "Dengan berbagai upaya, kebakaran hutan dan lahan bisa ditekan seminim mungkin dan tahun 2021 Indonesia telah berhasil merestorasi lahan gambut seluas 3,4 juta hektar, menjaga dan merevitalisasi hutan mangrove yang luasnya lebih dari 20 persen total area mangrove dunia sekitar 3,3 juta hektar, dan Indonesia juga berhasil menurunkan kebakaran hutan dari 2,6 juta hektar hanya menjadi 358 ribu hektar di tahun 2021," jelasnya.