Perlu Waktu 15-20 Tahun untuk Gabung Uni Eropa, Menteri Prancis Sebut Aksesi Kilat Ukraina Sebagai Kebohongan : Kita Harus Jujur
JAKARTA - Tawaran aksesi Ukraina ke Uni Eropa tidak akan diselesaikan untuk 15 hingga 20 tahun lagi, kata Menteri Urusan Eropa Prancis Hari Minggu, menghancurkan harapan Kyiv untuk bergabung dengan blok itu di tengah invasi Rusia yang sedang berlangsung.
"Kita harus jujur. Jika Anda mengatakan Ukraina akan bergabung dengan Uni Eropa dalam enam bulan, atau satu atau dua tahun, Anda berbohong,” kata Clement Beaune kepada Radio J, dikutip dari Daily Sabah dari AFP 23 Mei
“Mungkin dalam 15 atau 20 tahun, dibutuhkan waktu yang lama," sambungnya.
"Saya tidak ingin menawarkan ilusi atau kebohongan apa pun kepada Ukraina," katanya, mengulangi tawaran Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk menciptakan "komunitas politik Eropa" yang lebih longgar yang dapat membantu mengintegrasikan Ukraina dengan blok itu lebih cepat.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Hari Sabtu mengecam 'kompromi semacam itu', bersikeras untuk segera memulai proses menuju keanggotaan penuh Uni Eropa. Tetapi, Beaune mengatakan proposal Macron bukanlah "alternatif untuk bergabung dengan komunitas politik Eropa. Itu tidak mencegah keanggotaan di kemudian hari."
Di bawah rencana Macron, "Mungkin ada sirkulasi bebas di Eropa, dan itu bisa mendapat manfaat dari anggaran Eropa untuk rekonstruksi dan kebangkitan negara, masyarakat, dan ekonominya," katanya.
Baca juga:
- Akui Bersalah Tembak Warga Sipil Ukraina: Komandan Unit Tank Rusia Dijerat Hukuman Seumur Hidup, Minta Maaf ke Keluarga
- Sekutu Ingin Bekali Ukraina dengan Rudal Harpoon untuk Tembus Blokade Laut, Tapi Khawatir Pembalasan Rusia
- Gagal di Medan Perang Ukraina hingga Kapal Perangnya Ditenggelamkan, Presiden Putin Pecat Sejumlah Jenderal Senior Rusia
- Ejek Klaim Laser Rusia yang Mampu Lumpuhkan Drone Sejauh 5Km dalam Lima Detik, Presiden Zelensky: Senjata Ajaib
Beberapa pemimpin Uni Eropa berbagi skeptisisme Perancis tentang penerimaan cepat tawaran keanggotaan Ukraina, khawatir akan memakan waktu untuk membangun kembali ekonomi yang hancur perang, mengurangi korupsi serta mengadopsi reformasi ekonomi dan hukum yang luas.
Pada Hari Kamis lalu Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan, 'tidak ada jalan pintas' untuk bergabung dan proses kenaikan pangkat 'bukan masalah beberapa bulan atau tahun.'