Pekan Ini Kunjungi Korsel serta Jepang, Presiden Biden Mungkin Bicara dengan Presiden China Xi Jinping: Bahas Rudal Korut?
JAKARTA - Presiden Amerika Seriket Joe Biden dapat berbicara dengan koleganya dari China, Presiden Xi Jinping dalam beberapa pekan mendatang, terkait dengan masalah Korea Utara.
Hal ini seperti dikatakan oleh Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan di atas Air Force One pada Hari Kamis, saat mengikuti kunjungan kerja Presiden Biden ke Korea Selatan dan Jepang.
"Saya tidak akan terkejut jika, dalam beberapa minggu mendatang, Presiden Biden dan Presiden Xi berbicara lagi," katanya seperti melansir Reuters 20 Mei.
Sebelumnya, Sullivan berbicara dengan Yang Jiechi, penasihat kebijakan luar negeri utama untuk Presiden Xi pada Hari Rabu. Sullivan mengungkapkan, dia menyampaikan langsung kepada diplomat senior tersebut keprihatinan AS tentang kegiatan nuklir dan rudal Korea Utara. Serta pandangan ini bukan untuk kepentingan China.
"Itu bukan kepentingan Amerika, dengan China harus mempertimbangkan untuk mengambil langkah apa pun yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan tindakan provokatif Korea Utara," ujarnya.
"Kami miliki timbal-balik yang baik mengenai hal ini," dia menambahkan dengan masalah mengenai Taiwan dan lainnya juga dibahas dalam pembicaraan tersebut.
Baca juga:
- Akui Bersalah Tembak Warga Sipil Ukraina: Komandan Unit Tank Rusia Dijerat Hukuman Seumur Hidup, Minta Maaf ke Keluarga
- Sekutu Ingin Bekali Ukraina dengan Rudal Harpoon untuk Tembus Blokade Laut, Tapi Khawatir Pembalasan Rusia
- Gagal di Medan Perang Ukraina hingga Kapal Perangnya Ditenggelamkan, Presiden Putin Pecat Sejumlah Jenderal Senior Rusia
- Ejek Klaim Laser Rusia yang Mampu Lumpuhkan Drone Sejauh 5Km dalam Lima Detik, Presiden Zelensky: Senjata Ajaib
Diketahui, Presiden Biden mendarat di Korea Selatan pada Jumat malam, di mana ia bertemu dengan Presiden baru Yoon Suk-yeol, dengan Korea Utara sebagai agenda utama.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengabaikan pembekuan pengujian rudal balistik antarbenua, dan tampaknya siap untuk melanjutkan pengujian bom nuklir, termasuk kemungkinan saat Presiden Biden berada di wilayah tersebut.