BUMN Perlu Gandeng Pesantren untuk Kemandirian Pangan
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berkomitmen dalam pemberdayaan ekonomi pesantren. Menurut Erick, sebagai program berkelanjutan pemerintah, BUMN dapat meningkatkan ekosistem pangan dengan menggandeng para santri sebagai bagian dari aset kemandirian ekonomi pesantren.
Hal tersebut disampaikan Erick pada saat halal bihalal bersama para santri di Pondok Pesantren Mathla’ul Anwar Banten, Rabu, 11 Mei.
"BUMN Pangan perlu gandeng para santri sebagai aset keberlangsungan pangan," kata Erick.
Menurut Erick, pangan menjadi sorotan utama saat ini. Seperti komoditas minyak goreng, gula, beras, yang menjadi kebutuhan pangan pokok para santri, guru, orang tua santri, dan komunitas alumni pondok pesantren yang menjadi satu kesatuan ekosistem.
"Pangan menjadi fokus pemerintah. BUMN Holding Pangan ID FOOD dapat menciptakan rantai pasok pangan di lingkungan santri sebagai wujud kemandirian pangan di lingkungan pondok pesantren," katanya.
Erick juga mengapresiasi langkah Holding Pangan ID FOOD mengingat pada hari yang sama, ID FOOD bersama anak usahanya PPI dan Rajawali Nusindo mendistribusikan 300 ton minyak goreng curah dan 800 ton gula di Kupang, NTT, untuk didistribusikan ke pasar-pasar tradisional.
Kata Erick, kegiatan ini terlaksana berkat kolaborasi BUMN lainnya seperti PTPN III, Pos Indonesia, dan Bank BRI secara perdana dengan menggunakan fasilitas tol laut sinergi Kementerian Perhubungan dan Badan Pangan Nasional.
"Sebelumnya ID FOOD juga sudah berkontribusi menyalurkan minyak goreng curah sebanyak 37 juta liter ke pasar tradisional seluruh Indonesia," ujarnya.
Baca juga:
Sementara itu, Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD, Frans Marganda Tambunan mengatakan, ID FOOD berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam menjaga ketersediaan pangan memenuhi kebutuhan masyarakat. Termasuk upaya meningkatkan kemandirian pangan melalui pondok pesantren.
Gelaran pasar murah BUMN disambut baik oleh pengurus Ponpes Mathla’ul Anwar, Banten, Ida. Ia mengucapkan terima kasih atas dukungan BUMN dalam memenuhi kebutuhan pangan pondok pesantren dengan harga yang terjangkau.
"Kami senang ada kegiatan pasar murah dari BUMN di pondok pesantren karena kebutuhan pangan pokok juga diperlukan para santri maupun keluarga," ungkap Ida.
Direktur Komersial dan Pengembangan PT PPI Andry Tanundjaja yang hadir pada kesempatan yang sama dengan Menteri Erick di Ponpes Mathla'ul Anwar menambahkan, PPI terus dan akan tetap mendukung program pemerintah dalam keterjangkauan dan ketersediaan pangan.
"Kami hadir di sini dengan minyak goreng yang terjangkau masyarakat. Sebelumnya kami pun telah mendistribusikan minyak goreng lebih dari 12 juta liter dan lebih dari 25 ribu paket pangan murah selama Ramadan dan menjelang Idulfitri," ungkap Andry.
PPI sebagai offtaker pada rantai pangan dan juga ekspor gateway, dalam peranannya melalui program TJSL ini menyalurkan bantuan paket pangan murah sebagai salah satu rangkaian program Bulan HUT PPI Ke-19, dengan isi paket pangan berupa minyak goreng kemasan 2 liter dan beras kemasan 2,5kg dari harga jual semula Rp81.500 menjadi Rp50.000.
Direktur Operasional PT Rajawali Nusindo, Sonni Subarnas menambahkan, Rajawali Nusindo terus mendukung program pemerintah dalam keterjangkauan dan ketersediaan pangan. Selama bulan Ramadan, kata Sonni, perusahaannya telah mendistribusikan minyak goreng lebih dari 13,2 juta liter dan lebih dari 7.000 ribu paket pangan murah.
"Hari ini di ponpes Mathla'ul Anwar Pusat Menes sebanyak 1000 paket yang isinya 5 kg beras, 1 liter minyak dan 1 kg gula. Sehingga total paket yang sudah disalurkan sampai dengan saat ini sebanyak 8.000 paket," ucapnya.