Legislator PKB Minta Pemerintah Lakukan Langkah Ekstra Tangani Kasus Hepatitis Misterius
JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR Fraksi PKB Luqman Hakim, meminta pemerintah melakukan langkah ekstra untuk meningkatkan kualitas dan fasilitas sanitasi masyarakat. Menyusul, ditemukannya kasus hepatitis 'misterius' yang terus bertambah di Indonesia.
"Sembari menunggu hasil penelitian otoritas kesehatan nasional dan internasional atas penyakit ini, pemerintah sebaiknya melakukan langkah ekstra meningkatkan kualitas dan fasilitas sanitasi masyarakat," ujar Luqman kepada wartawan, Selasa, 10 Mei.
Terlebih, kata Luqman, penularan Hepatitis A telah banyak memakan korban jiwa pada anak-anak lewat kotoran dari pengidapnya.
"Penularan hepatitis, terutama hepatitis A yang banyak menimbulkan kematian anak, melalui tinja dari orang yang mengidap penyakit itu," kata Luqman.
Legislator PKB Dapil Jawa Tengah itu juga mendorong pemerintah menuntaskan program Jambanisasi Berbasis Keluarga. Merujuk pada data BPS tahun 2020, kata Luqman, masih terdapat 20 juta lebih keluarga di Indonesia yang tidak memiliki jamban.
"Akibatnya mereka bisa buang air besar di sembarang tempat. Masih kaitan dengan ini, pemerintah perlu melakukan evaluasi kualitas sanitasi pada fasilitas-fasilitas umum," tegasnya.
Selain itu, menurut Luqman, pemerintah juga perlu melaksanakan program basmi lalat dan hewan sejenis yang berpotensi menjadi transmiter virus hepatitis.
"Zona-zona yang menjadi pusat lalat berkembang biak, harus disterilisasi untuk mencegah bertambahnya populasi lalat," katanya.
Baca juga:
Disisi lain, Ketua GP Ansor itu mengimbau masyarakat agar tak panik atas kemunculan kasus hepatitis misterius tersebut. Sebab, kata Luqman, pemerintah bersama otoritas kesehatan terkait sedang meneliti soal perkembangan penyakit itu.
"Saya harap masyarakat tidak panik atas temuan kasus hepatitis misterius di Indonesia. Pemerintah bersama para ahli dan badan-badan kesehatan nasional dan internasional sedang melakukan penelitian ilmiah atas penyakit itu," pungkas Luqman.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan ada 15 kasus hepatitis akut misterius di temukan di Indonesia sejak 27 April 2022.
"Tanggal 27 April, Indonesia menemukan tiga kasus di Jakarta dan kita keluarkan edaran agar semua rumah sakit dan dinsos melakukan surveillance. Sampai sekarang di Indonesia ada 15 kasus," kata Budi dalam keterangan resmi, Senin, 9 Mei.
Saat ini, Kementerian Kesehatan tengah melakukan koordinasi dan diskusi dengan WHO dan beberapa negara di Eropa untuk mencari tahu penyebab penyakit misterius tersebut.