AGCO Corp, Pabrik Traktor Terkena Serangan Ransomware, Musim Tanam di AS Terganggu
JAKARTA – Serangan siber yang bertujuan melemahkan sebuah negara terus bermunculan. Bahkan di Amerika Serikat yang dikenal memiliki pertahanan siber mumpuni harus mengalami serangan itu. Korbannya salah satunya adalah produksi pertanian mereka yang mengganggu.
Pabrik peralatan pertanian asal AS, AGCO Corp mengatakan pada Jumat 6 Mei bahwa mereka telah mendapatkan serangan ransomware yang mempengaruhi operasi mereka di beberapa fasilitas produksinya. Bahkan dealer AGCO mengatakan penjualan traktor terhenti selama musim tanam yang penting.
AGCO yang berbasis di Georgia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka memperkirakan operasi di beberapa fasilitas akan terpengaruh selama "beberapa hari dan berpotensi lebih lama."
Serangan ransomware muncul pada saat pembuat peralatan pertanian A.S. sudah menghadapi gangguan rantai pasokan yang terus-menerus dan pemogokan tenaga kerja yang membuat mereka tidak dapat memenuhi permintaan peralatan dari petani. Ini tentu menimbulkan permasalahan saat pertanian AS memasuki musim tanam.
AGCO tidak mengungkapkan nama fasilitas apa saja yang terkena serangan atau apakah ada data yang dicuri. Akan tetapi mereka mengatakan masih menyelidiki sejauh mana serangan yang terjadi pada Kamis, 5 Mei ini dan terus berusaha untuk memperbaiki sistemnya.
Tim Brannon, presiden dan pemilik B&G Equipment Inc di Tennessee, mengatakan kepada Reuters bahwa dia tidak dapat mengakses situs web AGCO untuk memesan dan mencari suku cadang sejak Kamis pagi.
Baca juga:
"Kami hanya harus percaya bahwa itu akan berakhir secepat mungkin karena kami memasuki waktu tersibuk tahun ini dan itu akan sangat merusak bisnis dan pelanggan kami," kata Brannon.
AGCO, yang bersaing dengan pesaingnya yang lebih besar Deere & Co, menjual dan menggabungkan, memproduksi dan merakit produk traktor di 42 lokasi di seluruh dunia dengan 1.810 dealer di Amerika Utara. Dealer sekarang berjuang untuk memenuhi pesanan yang sudah menumpuk.
Perusahaan mengatakan kepada dealer bahwa mereka kini "memprioritaskan" sistem bisnis yang paling penting dalam e-mail yang dibacakan kepada Reuters oleh dealer yang menolak disebutkan namanya.
"Saya mendapat sekitar sembilan pesanan yang harus saya lakukan sekarang," kata dealer.
Dia mengatakan AGCO memberitahunya bahwa "sistem digital" telah terkena dampak di seluruh dunia. Sementara AGCO tidak menanggapi permintaan komentar tambahan.
Akibat serangan dan gangguan penjualan ini, saham AGCO turun 6% menjadi 125,55 dolar AS per lembar saham pada perdagangan sore.
Serangan Ransomware di AS selama ini telah menargetkan perusahaan makanan dan bahan bakar di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir. Termasuk jaringan minyak Colonial Pipeline dan perusahaan pemrosesan daging JBS. Musim gugur lalu, setidaknya tiga penanganan biji-bijian di Midwest terkena serangan ransomware.
Serangan tersebut belum diketahui secara pasti dari mana, meski banyak yang menduga dari para peretas yang disponsori Rusia. Namun pihak Rusia selalu membantah tuduhan tersebut.