Rubel Rusia Menguat di Saat Sanksi Baru Disiapkan Pihak Barat: Tertinggi Sejak Maret 2020
JAKARTA - Rubel Rusia sempat mencapai level tertingginya terhadap dolar AS sejak Maret 2020 pada Kamis, didukung oleh kontrol modal, sementara indeks saham juga naik karena pasar mengamati perkembangan seputar kemungkinan sanksi baru terhadap Moskow.
Mata uang volatil mencapai tertinggi 65,31 per dolar pada awal perdagangan di Bursa Moskow tetapi pada pukul 07.16 GMT berada di 66,60, yang 0,4 persen lebih rendah dari level penutupan Rabu (4/5/2022).
Level tertinggi pagi belum terlihat sejak awal pandemi COVID-19.
Rubel telah menguat dalam beberapa minggu terakhir berkat konversi wajib mata uang asing oleh perusahaan-perusahaan yang berfokus pada ekspor. Juga ada permintaan yang lemah untuk dolar dan euro di tengah berkurangnya impor dan pembatasan transaksi lintas batas.
Pergerakan rubel lebih tajam dari biasanya karena likuiditas pasar telah menipis oleh pembatasan bank sentral yang dirancang untuk menopang stabilitas keuangan setelah Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari.
Terhadap euro, rubel menguat 0,3 persen pada 70,20, melayang di level yang terakhir terlihat pada Februari 2020.
Usulan untuk sanksi baru terhadap Rusia, termasuk embargo minyak, menjadi fokus saat Barat berusaha memperdalam isolasi Moskow.
Baca juga:
- The Fed Naikkan Suku Bunga Acuan, Tren Menurut Terus Terjadi pada Dolar AS
- Kabar Baik dari Singapore Air! Penerbangan Komersial ke Kualanamu Medan Mulai 10 Mei
- Wajibkan Keterisian SPBU Minimal 80 Persen, Pertamina Jamin Stok BBM Aman untuk Arus Balik Mudik Lebaran
- Harga Minyak Dunia Lanjutkan Tren Kenaikan Buntut Embargo Uni Eropa pada Rusia
Rubel menunjukkan sedikit reaksi terhadap langkah Federal Reserve (Fed) AS untuk menaikkan suku bunga acuan overnight setengah poin persentase, lompatan terbesar dalam 22 tahun.
Dampak langsung dari kebijakan moneter AS di pasar Rusia terdistorsi oleh sanksi dan pembatasan investasi, kata Kepala Investasi LockoInvest, Dmitry Polevoy. Namun Rusia masih akan merasakan dampaknya melalui inflasi global dan harga-harga komoditas.
Indeks saham Rusia naik. Indeks RTS berdenominasi dolar terangkat 2,6 persen menjadi 1.142,7 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel naik 1,4 persen menjadi 2.406,5 poin.
"Berkat latar belakang eksternal yang membaik, pasar saham Rusia dapat mencoba memulihkan kerugian kemarin jika tidak ada berita tentang sanksi baru," kata analis Promsvyazbank, menambahkan bahwa MOEX bisa mencapai 2.450 poin pada siang hari seperti dikutip Antara.