Teror Panah Sudah Meresahkan di Bima, Polda NTB Ajak Masyarakat Hentikan Aksi Ini
MATARAM - Aksi teror panah telah menjadi momok menakutkan dalam dua bulan terakhir di Kabupaten dan Kota Bima. Hal ini membuat Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat (Polda NTB) Kombes Pol Artanto mengajak segenap komponen masyarakat untuk mendukung penghentian aksi teror itu.
"Sebenarnya polisi sudah melakukan banyak upaya untuk mengatasi hal ini. Mulai dari upaya preemtif, preventif hingga represif sekalipun. Namun, semua itu belum juga bisa menghentikan permasalahan," kata Artanto dikutip melalui keterangan tertulis yang diterima Antara di Mataram, Sabtu, 23 April.
Artanto mewakili jajaran yang bertugas di wilayah hukum Kabupaten dan Kota Bima berharap dukungan dan keterlibatan segenap komponen masyarakat, termasuk meminta perhatian dari pemerintah.
Baca juga:
"Mari kita dudukkan bersama, melihat apa yang menjadi biang persoalan dan bagaimana solusi pergerakannya," ujar dia.
Dalam dua bulan terakhir, polisi mencatat ada ratusan anak panah dan ketapel yang menjadi barang sitaan. Pelakunya banyak berasal dari golongan anak yang masih berstatus pelajar SMP hingga SMA.
Terakhir, Jumat, 22 April, Tim Puma Satreskrim Polres Bima menangkap empat anak muda dengan tiga di antaranya masih di bawah umur. Mereka ditangkap karena diduga melakukan penganiayaan dengan menggunakan parang dan panah.