Debat Kamala Harris-Mike Pence: Mempertanyakan Keadilan serta Diskriminasi AS dalam Kematian George Floyd dan Breonna Taylor
JAKARTA - Rasisme jadi topik pembicaraan yang tak terhindarkan dalam debat calon wakil presiden Amerika Serikat 2020 (AS). Dua kandidat, yaitu Kamala Harris dan Mike Pence ditanya apakah keadilan telah diberlakukan dalam kasus Breonna Taylor, wanita kulit hitam yang ditembak mati polisi Louisville. Harris dan Pence terlibat dalam debat yang lebih dalam tentang ras dan keadilan.
Kamala Harris mengatakan dia tidak percaya keadilan telah ditegakkan dalam kasus Breonna Taylor yang terbunuh dalam penggerebekan narkoba oleh polisi. Taylor ditembak beberapa kali setelah dibangunkan dari tidurnya oleh polisi di depan pintunya. Dewan juri tidak mengganjar hukuman apapun kepada petugas atas peran mereka dalam kematian Taylor.
Mengatasi reformasi peradilan pidana, Harris mengatakan pemerintahan Joe Biden akan melarang pengekangan dan memerlukan pendaftaran nasional untuk petugas polisi yang melanggar hukum. Dia mengatakan George Floyd akan hidup jika larangan seperti itu ada.
"Saya adalah bagian dari protes damai itu," kata Harris, mengacu pada protes yang dimulai sebagai reaksi terhadap kematian George Floyd, yang meninggal di tangan kepolisian Minneapolis.
“Dan saya sangat yakin, bahwa pertama-tama, kita tidak akan pernah memaafkan kekerasan, tetapi kita harus selalu berjuang untuk nilai-nilai yang kita pegang teguh.” tegas Harris.
Mengutip Al Jazeera, Kamis, 8 Oktober, dalam kasus Breonna Taylor, dewan juri memang tidak mendakwa satu pun petugas atas tuduhan yang terkait langsung dengan kematian. Namun Pence mengatakan dirinya percaya pada sistem peradilan AS.
"Sungguh luar biasa bahwa sebagai mantan jaksa penuntut, Anda akan berasumsi bahwa dewan juri melihat semua bukti salah," kata Pence.
Kamala Harris, wanita kulit hitam pertama yang memiliki tiket kepresidenan dari partai besar juga menyerang Pence terkait cara Trump menangani rasisme. Harris mengkritik Trump yang menolak kesempatan untuk mengecam supremasi kulit putih pada debat pekan lalu dengan Biden.
Sebagai tanggapan, Pence menuduh media mengambil kata-kata Trump di luar konteks. Pence mengatakan Trump telah berulang kali menyangkal diskriminasi terhadap kelompok rasis.
Sehubungan dengan George Floyd, Pence berkata, “tidak ada alasan untuk apa yang terjadi pada George Floyd dan keadilan akan ditegakkan. Tapi juga tidak ada alasan untuk kerusuhan dan penjarahan yang terjadi," jelas Pence.
“Anggapan yang Anda dengar secara konsisten dari Joe Biden dan Kamala Harris bahwa Amerika secara sistemik rasis dan seperti yang dikatakan Joe Biden, bahwa dia percaya bahwa penegakan hukum memiliki bias implisit terhadap minoritas adalah penghinaan terhadap laki-laki dan perempuan yang bertugas dalam penegakan hukum,” jelas Pence.
Usia kedua kandidat presiden juga menjadi bahasan dalam debat tersebut. Baik Trump yang berusia 74 tahun atau Biden yang berusia 77 tahun, keduanya akan menjadi presiden tertua dalam sejarah AS. Namun Pence dan Harris berusaha menunjukkan bahwa pasangannya mampu menduduki jabatan presiden.
foto: Screencaptured video debat dari TIME
Bucket Files: