SMA Negeri 1 Depok Jawa Barat Jadi Sekolah Toleransi Pertama di Indonesia
JAKARTA - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) memiliki Sekolah Toleransi pertama di Indonesia. Lokasinya terletak di SMA Negeri 1 Kota Depok.
Kepala Dinas Pendidikan Jabar Dedi mengatakan pencanangan Sekolah Toleransi itu dilakukan pada Rabu 20 April. Turut hadir Pangdam Jaya Mayjen TNI Untung Budiharto dan Wali Kota Depok Muhamad Indris.
"Jadi sekolah toleransi pertama di Indonesia ini bisa menjadi contoh lain untuk sekolah di Jawa Barat, umumnya di Indonesia," kata Dedi di Bandung, Jabar, Jumat 22 April.
Menurut Dedi, pencanangan sekolah toleransi pertama di Indonesia ini sebagai upaya membumikan jiwa nasionalisme kebangsaan melalui pendidikan di Jawa Barat.
Ia berharap, ke depan setiap sekolah di Jawa Barat dapat mengimplementasikan hal yang sama.
"Adapun sekolah di Jawa Barat saat ini berjumlah 5.033. Jadi implementasinya ke depan, seperti di Garut kita berharap kurikulum antiradikalisme dan toleransi ini masuk ke dalam kurikulum bagian dari mata pelajaran PPKN di Satuan Pendidikan di Disdik Kabupaten Kota," tuturnya.
Ia mengatakan, dalam mata PPKN di tingkat SMA-nya, ada pendidikan antikorupsi yang sudah di gagas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kejati.
"Dan saya juga berharap, di seluruh siswa-siswi se-Jabar itu ada tagline perharinya, misalnya hari Senin harus bercerita tentang kebangsaan, Selasa bercerita tentang persatuan, Rabu tentang budaya lokalnya, Kamis tentang musyawarahnya, Jumat tentang keagamaannya, Sabtu tentang berkunjung kepada orang tua atau kakek dan neneknya," kata dia.
Oleh karena itu, lanjut Dedi, sejumlah implementasi itu akan diajarkan bagian dari budaya Pancasila yang harus dilakukan siswa-siswi. "Jadi kita akan buat tagline per hari seperti itu menjadi bagian dari upaya kita," katanya.
Baca juga:
Sementara itu, Pangdam Jaya Mayjen TNI Untung Budiharto menambahkan, bahwa untuk memupuk generasi muda agar memiliki sifat-sifat yang toleran, yakni menghargai sesama, mampu bekerja sama, dan menciptakan suatu kerukunan tanpa memandang suku, bangsa, agama sehingga dari sekolah inilah kader-kader toleransi selalu muncul dan menjadi pionir di dalam masyarakat.
"Tentu saja ini perlu kita tularkan di sekolah-sekolah lain, karena memang toleransi ini menjadi satu kekuatan untuk menjaga persatuan dalam skala mikro, keluarga, masyarakat maupun nantinya di bangsa negara Indonesia," tandasnya.