Ungkap Hasil Sero Survei, Menkes Budi Gunadi: 99,2 Persen Masyarakat Indonesia Sudah Punya Antibodi COVID-19

JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap 99,2 persen masyarakat di Tanah Air sudah memiliki kekebalan tubuh atau antibodi melawan COVID-19.

Data ini didasari hasil sero survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat dari Universitas Indonesia pada Maret tahun ini.

"99,2 persen dari populasi masyarakat Indonesia sudah punya antibodi minimal berasal dari vaksinasi maupun dari infeksi," kata Budi dalam konferensi pers usai rapat terbatas (ratas) bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan jajaran kementerian lain yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 18 April.

Jumlah populasi yang kini sudah memiliki antibodi itu meningkat dibandingkan bulan Desember 2021 lalu. Saat itu, kata Budi, masyarakat yang punya antibodi baru berkisar 88,6 persen.

Adanya peningkatan inilah yang kemudian membuat pemerintah melakukan pelonggaran, termasuk memperbolehkan mudik Lebaran pada Hari Raya Idulfitri tahun ini. Padahal, pada dua tahun sebelumnya, kegiatan ini dilarang karena pergerakan manusia saat libur panjang kerap membuat penambahan kasus COVID-19 secara masif.

"Sebelum lebaran mulai, kami melakukan sero survei yang kedua agar kebijakan yang pemerintah ambil dalam menghadapi lebaran ada basis risetnya," ujar eks Wakil Menteri BUMN tersebut.

Lebih lanjut, Budi juga mengungkap terjadi peningkatan kadar antibodi di tengah masyarakat berdasarkan hasil sero survei itu. Jika pada bulan Desember 2021, titer antibodi dalam tubuh masyarakat berkisar di angka 500-600 maka pada sero survei kedua pada Maret tahun ini telah mencapai di atas lima ribu.

"Di bulan Maret ini, titernya berada di angka ribuan, 7.000-8.000. Ini menunjukkan bukan hanya banyak masyarakat yang memiliki antibodi, kadar antibodinya juga tinggi," ujarnya.

"Sehingga kalau diserang virus kita daya tahan tubuhnya bisa cepat menghadapinya dan mengurangi sekali risiko masuk rumah sakit atau risiko wafat. Itu yang menyebabkan kenapa kami percaya, insyaallah, ramadan kali ini, mudik kali ini bisa lancar tanpa membawa dampak negatif pada masyarakat kita," pungkasnya.