Harga Bahan Bakar Menggila, Begini Desain Kapal Laut Masa Depan yang Hemat Energi

JAKARTA – Perkembangan harga komoditas energi dunia masih diliputi ketidakpastian. Fluktuasi harga di level tinggi membuat situasi menjadi tidak menguntungkan bagi para pelaku usaha. Pasalnya, ketersediaan energi adalah sebuah keniscayaan dalam berkegiatan produktif.

Salah satu yang terdampak adalah sektor industri maritim. Selain keluhan bandrol bahan bakar yang meroket, segmentasi bisnis ini juga tengah dihadapkan oleh mandatori pengurangan emisi karbon dan gas buang.

Kondisi tersebut disadari betul oleh mantan Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar. Menurut dia, terdapat beberapa inisiatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini.

“Pertama, mendesain lambung kapal yang mempunyai drag (daya hambat) yang lebih kecil,” ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip Minggu, 17 April.

Diungkapkan Arcandra jika melalui kemajuan teknologi Computational Fluid Dynamic (CFD), hydrodynamic kapal-kapal sekarang jauh lebih baik dibandingkan dengan kapal Titanic.

Drag yang kecil bisa menurunkan pemakaian fuel untuk jarak tempuh yang sama,” tuturnya.

Kedua dengan menggunakan engine yang lebih kecil. Untuk jarak tempuh yang sama, fuel yang digunakan bisa lebih sedikit, tapi kecepatannya akan lebih rendah.

“Mesin yang kecil akan mengurangi emisi gas buang. Namun demikian dengan jarak tempuh yang lebih lama, biaya-biaya tambahan seperti overhead untuk crew akan naik,” katanya.

Adapun, yang ketiga adalah dengan memanfaatkan panas buang dari engine untuk membangkitkan listrik. Diterangkan dia bahwa kebutuhan listrik didapat bukan lagi dari engine utama tapi dari gas buang yang selama ini belum termanfaatkan.

“Dengan cara ini engine bisa lebih efisien dalam pengoperasiannya. Untuk volume emisi gas buang yang sama tapi menghasilkan energi yang lebih besar,” tegas dia.