Kapal Feri yang Menghubungkan Prancis dengan Afrika Ini Disulap Jadi Hotel Terapung untuk 1.600 Pengungsi Ukraina

JAKARTA - Gelombang bantuan internasional terus berdatangan, di tengah invasi Rusia ke Ukraina yang telah memasuki pekan ketujuh, menyebabkan ribuan orang tewas dan terluka, serta jutaan lainnya terpaksa mengungsi.

Sejumlah negara di dunia menyatakan gerbang internasionalnya terbuka untuk menyambut pengungsi asal Ukraina, terutama negara-negara Eropa yang berbatasan langsung atau berdekatan dengan Ukraina.

Meski, tidak tertutup kemungkinan negara yang lebih jauh untuk menampung pengungsi Ukraina, semisal Prancis. Di Kota Marseille, sebuah feri telah diubah menjadi hotel terapung untuk menampung hingga 1.600 pengungsi Ukraina.

Menjadi salah satu kapal terbesar dalam jajaran armada Corsica Linea, kapal feri

'Méditerranée' biasanya mengangkut penumpang yang menghubungkan Prancis, Aljazair dan Tunisia di Laut Balaeric.

Diketahui, kapal feri ini dapat mencapai kecepatan hingga 44 kilometer per jam, mengantarkan lebih dari 2.450 pelancong dan 700 kendaraan di setiap penyeberangan.

Tetapi, kapal itu sekarang telah kembali ke pelabuhan, di mana ia akan bertindak sebagai rumah yang jauh dari rumah bagi jutaan orang Ukraina yang melarikan diri dari invasi Rusia.

"Kami memiliki persyaratan moral untuk menyambut dan menunjukkan keramahan," kata Christophe Mirmand, perwakilan wilayah Provence-Alpes-Côte d'Azur di Prancis, seperti dikup dari Euronews 10 April.

"Hotel terapung ini akan disediakan untuk mereka, serta bantuan sosial, perawatan kesehatan, pelatihan, pendidikan untuk anak-anak, penitipan anak dan penitipan anak," ungkapnya.

Sejak awal invasi Rusia pada 24 Februari, lebih dari 3,9 juta warga terpaksa meninggalkan Ukraina. Sebagai bentuk respon kemanusiaan, Prancis memberikan izin tinggal sementara Uni Eroopa kepada para pengungsi, yang memungkinkan mereka mengakses pendidikan dan pekerjaan di negara itu.

"Kami berurusan dengan orang-orang yang baru saja mengalami konflik," kata Jean-Pierre Esterni, seorang dokter sukarelawan yang beroperasi di 'Méditerranée'.

"Kami akan menawarkan dukungan psikologis dan persahabatan. Semuanya diatur di dalam kapal feri sehingga kami dapat mendeteksi masalah ini dan membantu di mana pun kami bisa," pungkasnya.