Bukan Karena Pengamanan Demo di Sultra, Ipda Imam Meninggal Akibat Terbentur Pintu Kendaraan Taktis Barakuda
JAKARTA - Polri menyebut penyebab utama gugurnya personel Brimbo Polda Sulawesi Utara, Ipda Imam Agus Husein, karena bagian dadanya terbentur pintu baja kendaraan taktis barakuda. Kejadian itu terjadi saat pengamanan aksi unjuk rasa 11 April.
"Tapi saat perjalanan yang bersangkutan terkena pintu kendaraan mobil taktis barakuda," ujar Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Gatot Repli Handoko kepada wartawan, Selasa, 12 April.
Dengan benturan di dada, Ipda Imam pun mengalami sesak napas. Sehingga, langsung dibawa ke rumah sakit.
Hanya saja, nyawa Ipda Imam tak dapat tertolong. Perwira polisi tingkat pertama itupun akhirnya meregang nyawa.
"Mengenai dada sodara Ipda Imam, kemudian dibawa ke RS. Tapi pukul 17.30 WIB dinyatakan meninggal dunia," kata Gatot.
Baca juga:
Ipda Imam Agus Husein, yang gugur saat bertugas mengamankan aksi unjuk rasa di Kota Kendari, diterbangkan ke kampung halamannya di Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Kabid Ops Brimob Polda Sultra AKP Asri Dini, mengatakan jenazah Ipda Imam diterbangkan dari Bandar Udara Haluoleo Kendari menuju ke kampung halamannya di Jalan William Iskandar Nomor 14, Kecamatan Penyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut.
"Jenazah akan diterbangkan ke kampung halamannya di Mandailing Natal, Sumatera Utara, pukul 09.30 Wita, menggunakan maskapai penerbangan Lion Air JT-987," kata Asri di Kendari, Selasa 12 April dinukil dari Antara.
Penerbangan jenazah Ipda Imam, yang merupakan alumnus Akpol Tahun 2020 itu, akan melalui transit beberapa kali sebelum tiba di rumah duka di Kabupaten Mandailing Natal.
Penerbangan dari Kendari akan menuju Kota Makassar. Lalu menggunakan pesawat Batik Air menuju Jakarta. Yang berikut terbang lagi kemudian menuju Padang dan akan melalui jalur darat ke Kabupaten Mandailing Natal.
"Diperkirakan jenazah akan tiba di rumah duka pukul 16.45 WIB," katanya.