Mudik Sebentar Lagi: Waspada di Jalan Sangat Penting, Setiap Lebaran Korban Meninggal Mencapai 400 Jiwa

JAKARTA – Kecelakaan lalu lintas maut kembali terjadi di jalur pantai utara (Pantura) Cirebon, Jawa Barat pada Minggu siang 3 April 2022. Sebuah minibus menabrak bagian belakang truk tronton yang sedang berhenti menambal ban.

Kecelakaan lalu lintas ini mengakibatkan enam orang meninggal dunia. Pengemudi diduga mengantuk. Para korban diperkirakan akan mudik. Kecelakaan maut di jalur pantura ini bukanlah kejadian pertama.

Sebelumnya, kecelakaan lalu lintas yang memakan banyak korban jiwa juga terjadi di jalur Pantura wilayah Pemalang, Jawa Tengah pada Jumat dini hari 1 April. Dua minibus bertabrakan adu muka, yang mengakibatkan lima orang tewas.

Kondisi jalan yang bergelombang dan kelalaian pengemudi disebut sebagai pemicu seringnya kecelakaan yang terjadi di jalur Pantura. Jalur Pantura sering disebut sebagai “jalur tengkorak”. Seharusnya kondisi ini menjadi peringatan bagi pengendara dan pemerintah.

Jalur Pantura merupakan bagian Jalan Raya Pos sejak abad ke-18 untuk melancarkan arus barang dan jasa.

Minibus yang mengalami kecelakaan lalu lintas di jalur Pantura Pemalang pada Jumat dini hari 1 April 2022, yang menelan lima korban jiwa. (Istimewa)

Jalur Pantura dapat dikatakan sebagai jalur maut karena kondisi jalan yang cenderung lurus dan lebar, membuat pengendara dapat memacu kecepatan hingga melebihi 60 km/jam. Selain itu, rambu lalu lintas minim dan kurangnya penerangan jalan juga menjadi faktor penyebab.

Jalur Pantura memang sudah tidak lagi menjadi idola sejak Tol Trans-Jawa tersambung dalam beberapa tahun terakhir. Umumnya hanya truk dan motor yang selalu melintas di jalan ini, jalanannya pun tak sekeras dulu. Namun kecepatan kendaraan rata-rata mencapai 60-70 km per jam.  

Kehilangan konsentrasi dalam berkendara di jalur Pantura dapat berakibat fatal. Apalagi jalanan ini didominasi oleh truk yang tidak menggunakan perisai kolong, dan sering berhenti di bahu jalan.

Selama tahun 2021 jalur Pantura Gebang di Cirebon, menurut data wilayah hukum Polresta Cirebon termasuk  wilayah daerah rawan kecelakaan dengan 421 kecelakaan dengan 229 orang meninggal dunia. Sedangkan pada tahun sebelumnya dengan 270 orang korban jiwa.

Dari catatan ini menunjukkan perlunya kewaspadaan yang tinggi bagi para pengendara, apalagi sebentar lagi arus mudik akan segera tiba. Pemudik sebaiknya memastikan kondisi kendaraannya dalam keadaan prima.

Kurang Sosialisasi

Diolah dari dephub.go.id, bahwa sesungguhnya Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan sejak tahun 2020 telah memberikan edaran tentang agar pemilik truk memasang perisai kolong. Karena seperti di jalur pantura kecelakaan tabrak belakang antar mobil dan truk kerap terjadi.

Namun di lapangan belum berjalan maksimal, karena masih banyak truk yang belum menggunakan perisai kolong. Truk yang ditabrak oleh minibus dalam kecelakaan maut pada Minggu lalu adalah contohnya. Korban jiwa pun berjatuhan.

Ngirit biaya yang membuat beberapa sopir truk memilih jalur Pantura, walaupun Cipali dapat memotong jalur hingga 40 km dari  Jakarta ke Cirebon. Sebagai gambaran, tarif kendaraan golongan III atau truk yang melintas dari Gerbang Tol Cikopo, Purwakarta ke Palimanan di Cirebon sebesar Rp 196.000.

Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, pengendara yang mengemudi selama empat jam berturut-turut wajib istirahat paling singkat setengah jam. Ini sesuai Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Bahkan katanya, pengendara sebaiknya istirahat setiap dua jam.

Polisi menghalau pesepeda motor yang melawan arus di pos penyekatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi saat arus mudik Lebaran pada 9 Mei 2021. (ANTARA/Fakhri Hermansyah)

“Kecelakaan karena mengantuk ini harus dievaluasi terus. Untuk perjalanan jauh, misalnya, harus ada dua sopir. Pemerintah bisa membuat kampanye mencegah ngantuk. Tanpa kerjasama berbagai pihak, jalur ”tengkorak” pantura akan menelan korban jiwa lagi,” ujar Djoko.

Lebaran tahun ini jalur Pantura dan tol Trans-Jawa kemungkinan bakal dipadati kendaraan lagi. Pemerintah telah mengizinkan masyarakat mudik Lebaran, setelah dua tahun dilarang akibat pandemi COVID-19. Meskipun dibebani syarat harus sudah divaksin penguat, antusiasme masyarakat untuk mudik diprediksi bakal tinggi.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebutkan, berdasarkan laporan dari dari Kepolisian Republik Indonesia kelelahan pengemudi menjadi penyebab tertinggi kecelakaan pada saat arus mudik Lebaran. Angka kecelakaan pada masa Lebaran selalu tinggi, dengan korban tewas selalu di atas 400 jiwa.

Faktor Personal

Kelelahan atau dalam istilah kesehatan disebut fatigue, adalah keadaan penurunan yang dapat mencakup aspek mental fisik, terkait dengan kewaspadaan. Jika seseorang bangun pukul 05.00 misalnya, maka pada pukul 22.00 pasti akan mulai mengalami kelelahan.‎

Performa tubuh akan turun setara kita minum segelas bir. Setelah 18 jam tidak tidur, performa tubuh akan turun setara dengan minum dua gelas bir. Jika orang yang 18 jam tidak tidur tapi masih mengendarai motor atau mobil, maka ibarat ada orang mabuk dibiarkan jadi sopir yang tentu bisa sangat membahayakan.

Dari sisi pengguna kendaraan penyebabnya antara lain kurangnya disiplin dari para pengendara, membawa beban yang berlebih, dan tidak patuh pada peraturan lalu lintas. Kelayakan kendaraan juga bisa menyebabkan kecelakaan seperti kondisi ban, rem, navigasi, dan sistem lainnya yang kurang baik.

Kondisi jalan yang buruk juga memicu kecelakaan. Jalan berlubang, tidak ada rambu lalu lintas, dan banyaknya tanjakan tinggi dapat menyebabkan pengendara yang kurang mahir mengendalikan kendaraan mengalami kecelakaan.

Lalu bagaimana agar kita dapat mudik dengan selamat? Untuk para pemudik bersepeda motor sebaiknya mengikuti program mudik dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub), sebagai koordinator penyelenggara angkutan Lebaran

Kemenhub selama beberapa tahun terakhir telah menyediakan alternatif transportasi, yaitu bus dan kereta bagi masyarakat yang berencana mudik dengan sepeda motor. Tujuannya menekan angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya, dan mengendalikan jumlah kendaraan.Yakinkan diri bahwa kondisi perjalanan nyaman. Berdoalah sebelum memulai perjalanan.