Menteri Abdul Halim: Paradigma Pembangunan Desa Sampai Hari Ini Masih Konvensional
JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mendorong desa memanfaatkan teknologi guna mempercepat pembangunan berbasis Sustainabel Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) Desa.
"Paradigma pembangunan desa, daerah tertinggal maupun transmigrasi sampai hari ini masih konvensional," ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, dilansir Antara, Jumat, 1 April.
Selain pemanfaatan teknologi, lanjut dia, pembangunan desa juga membutuhkan cara-cara efektif dan efisien untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Ia mengatakan salah satu langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui masalah desa yang kemudian dicari solusinya.
"Konsep daerah tertinggal dalam konsep disparitas pasti ada. Adanya daerah tertinggal tidak akan pernah berhenti karena indikatornya dinamis," kata Mendes PDTT Abdul Halim saat mengisi acara Peningkatan Mutu Kelembagaan di UIN Kiai Haji Achmad Siddiq (KHAS) Jember, Jawa Timur.
Ia menyampaikan kolaborasi dengan berbagai pihak juga penting dalam membangun desa, salah satunya dengan melibatkan perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas sumber daya para aktor di desa.
Baca juga:
- Mudik Sudah Dibolehkan Tapi Jangan Ada yang Anggap Pandemi Sudah Berakhir
- Akhirnya, Umat Islam Bisa Terawih Berjamaah di Masjid Setelah Dua Tahun Jalani Pandemi COVID-19
- Mudik Lebaran Diperbolehkan, Masyarakat yang Belum Suntik Booster Tetap Wajib Tes COVID-19
- Kemenhub Terbitkan SE Baru Perjalanan Internasional
Dalam kesempatan itu, ia mengajak UIN KHAS Jember untuk turut terlibat lebih jauh dalam pembangunan desa berbasis SDGs Desa.
"Kita bangun kemitraan dengan Perguruan Tinggi untuk Desa (Pertides) dalam upaya percepatan pembangunan desa. Banyak sekali sinergitas yang kita bangun tentu kita harap UIN KHAS jadi bagian penting dalam kolaborasi," ujarnya.
Rektor UIN KHAS Jember Babun Suharto menyatakan kesiapan UIN KHAS Jember untuk meningkatkan kualitas para pegiat desa secara akademik.
"Kami senang dengan kolaborasi yang mulia seperti ini. Tentu saja tidak hanya kampus dan Kemendes PDTT yang bekerja keras tapi masing-masing individu juga harus semangat," katanya.