Kematian Pablo Escobar Menyisakan Misteri: Dieksekusi atau Bunuh Diri?

JAKARTA – Koran Los Angeles Times terbitan 3 Desember 1993 memuat kabar kematian Pablo Escobar sebagai berita utama. Colombia Drug Lord Escobar Dies in Shootout, Raja Narkoba Kolombia Escobar Tewas dalam Baku Tembak. Begitu judul berita LA Times yang terbit sehari setelah kematian gembong narkoba yang pernah tercatat di urutan ketujuh orang terkaya di dunia itu, 2 Desember 1993.

Escobar tewas sehari setelah merayakan ulang tahunnya yang ke-44. Dia tewas di kota tempat dia berkuasa dan membangun kerajaan kriminalnya, Medellin. Escobar tak bisa melarikan diri ke manapun, karena seluruh jalur pelariannya disekat.

Escobar pada 19 Juni 1991 menyerahkan diri kepada Pemerintah Kolombia, sebagai bagian dari tawar-menawar agar Raja Kokain itu tidak diekstradisi ke Amerika Serikat. Dia membangun penjara pribadi di pinggiran Medellin. Penjara pribadi itu dia namai La Catedral, sebuah bangunan besar yang dilengkapi spa, lapangan olahraga, klub malam, bahkan kasino.

Mural Pablo Escobar di suatu sudut Kota Medellin, Kolombia. (Crime Investigation)

Memenjarakan diri dalam penjara pribadi tak mengurangi aktivitas bisnis narkoba Escobar. Dia tetap berkuasa mengendalikan perdagangan kokainnya, yang menguasai 80 persen pasar di Amerika Serikat.

Satu kejadian yang paling menghebohkan adalah ketika Escobar mengeksekusi dua orang kepercayaannya, Fernando Galeano dan Gerardo Moncada di dalam La Catedral. Galeano dan Moncada dibunuh, setelah dituduh mencuri uang Escobar sejumlah 30 juta dolar AS atau sekitar Rp430 miliar menurut kurs sekarang.

Presiden Gaviria Minta Escobar Dipindah

Kebrutalan Escobar di dalam penjara La Cetedral membuat Presiden Kolombia, Cesar Gaviria berang. Dia langsung berencana memindahkan Escobar ke penjara umum. Penasihat Gaviria, Eduardo Sandoval memberi masukan kepada bossnya dengan pertimbangan di penjara umum Escobar tak akan bertindak sewenang-wenang.

Presiden Gaviria memerintahkan tentara pimpinan Jenderal Gustavo Padro Ariza untuk memindahkan Escobar dari La Catedral. Sebanyak 4000 tentara dikerahkan untuk mengepung penjara pribadi Escobar tersebut pada 22 Juli 1992. Sandoval yang difungsikan sebagai negosiator justru disandera oleh pasukan pribadi Escobar yang bersenjata lengkap.

Dua politikus Kolombia yang dibunuh Pablo Escobar karena kampanye mereka untuk memerangi narkoba, Rodrigo Lara (Menteri Kehakiman/tengah) dan Luis Carlos Galan (kandidat Presiden Kolombia/kiri). (Wikipedia)

Penyanderaan Sandoval yang juga Wakil Menteri Kehakiman Kolombia menyulut perintah Jenderal Ariza untuk menyerbu La Catedral. Sebanyak 250 pasukan elit, 4 helikopter, dan 7 anjing pelacak menerobos masuk dan berhasil melumpuhkan pasukan Escobar, namun Raja Kokain itu berhasil melarikan diri lewat terowongan rahasia.

Setelah Escobar melarikan diri, Presiden Gaviria mengeluarkan perintah untuk menangkap Raja Kokain itu hidup atau mati. Tak ada lagi negosiasi, walaupun saat itu muncul kekhawatiran baru soal teror bom dari Escobar.

Selama berkuasa sebagai tokoh kriminal yang brutal, Escobar dikabarkan telah membunuh setidaknya 4000 orang. Para korbannya dari berbagai lapisan masyarakat, mulai orang biasa, pesaing dalam bisnis kokain, polisi, hakim, jaksa, hingga politikus. Escobar memakai banyak cara untuk mengeksekusi musuh-musuhnya, mulai disiksa, ditembak, hingga dibom.

Salah satu sudut La Catedral, penjara yang khusus dibangun untuk menahan Pablo Escobar. (Marca)

Dikepung dan Tewas

Pelarian Escobar berlangsung selama 16 bulan hingga akhirnya tempat persembunyiannya tercium kepolisian dan pasukan elit Kolombia yang dibantu Drugs Enforcement Administration (DEA), badan antinarkotika Amerika Serikat. Persembunyian terakhir Escobar diketahui berada di sebuah kawasan hunian di Medellin.

“Saya sedang bekerja ketika mendengar teriakan dari arah jalan. Saya melihat seorang pria gemuk tanpa baju sedang berjalan di atap rumah seberang sana. Pria tersebut lantas melompat kea tap rumah yang lain, lantas terdengar beberapa tembakan,” ujar seorang saksi mata yang tidak disebutkan namanya, yang dikutip Reuters.

Beberapa saksi mata lain yang diwawancara Reuters, mengatakan bahwa mereka melihat tubuh Escobar tertelungkup di atap sebuah rumah dengan tubuh penuh luka bekas peluru.

Sebastian Marroquin, putra Pablo Escobar yang berprofesi sebagai arsitek dan tinggal di Argentina. Marroquin harus mengganti namanya dari semula Juan Pablo Escobar, demi melindungi keluarganya. (APB Speakers/Claudio Esses)

“Ini adalah kesuksesan bagi negara dan pemerintah. Kartel Medellin telah dibongkar dengan kematian Pablo Escobar,” kata Mayjen Octavio Vargas Silva, salah satu Kepala Pasukan Elit Kolombia yang ditugaskan mengejar Escobar.

Tidak ada keterangan pasti tentang penembak yang berhasil membunuh Escobar. Keluarga Escobar, anggota Kartel Medellin, bahkan dokumen intelijen tidak mampu memastikan eksekutor Sang Raja Kokain yang sebenarnya. Escobar diketahui tewas akibat luka tembak di dekat telinga kanannya.

Luka tembak tersebut lantas menimbulkan spekulasi bahwa Escobar melakukan bunuh diri. Dia menembak dirinya sendiri untuk sebuah tujuan, yang disebutkan untuk menyelamatkan keluarganya.

“Saya sangat yakin, ayah melakukan bunuh diri untuk menyelamatkan keluarga dari penyanderaan kelompok saingan,” kata putra Escobar, Sebastian Marroquin.

Kematian Pablo Escobar, Raja Kokain Kolombia yang pernah masuk daftar orang terkaya di dunia tetap menyisakan misteri hingga kini.