Harimau Terkam Sapi di Jambi, Pemilik Pasrah Melihat dari Kejauhan
JAMBI - Harimau menerkam seekor sapi hingga mati disaksikan pemiliknya berjarak kurang dari 100 meter di kebun karet warga di desa Mekar Sari Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari, Jambi.
Muhammad Annas bersama ayahnya tak bisa berbuat banyak untuk menyelamatkan sapi berusia sembilan bulan miliknya yang terluka robek pada bagian ekornya serta digigit bagian lehernya itu.
"Induk sapi berhasil selamat, namun anak sapi yang berumur sembilan bulan waktu saya lihat sedang digigit harimau, bagian belakang sekitaran ekor sapi sudah koyak, dengan posisi sudah tergeletak baring," kata Annas dilansir Antara, Kamis, 24 Mareet.
Ia menceritakan kronologis kejadian terkaman harimau yang mematikan anak sapi miliknya.
Bersama ayahnya, sekitar pukul 06.00 WIB, Annas pergi ke kebun untuk mengecek ternak sapinya. Namun ia mendapati sapi-sapi miliknya sudah tidak ada di lokasi ditambatkan di sekitar kebun karet keluarganya.
"Saat hendak memeriksa hewan ternak pada pagi itu, sapi yang berjumlah enam ekor sudah berhamburan dari titik lokasi sapi yang diikatnya," kata Annas.
Ketika sapinya terlihat sudah tidak berada di tempat, ia langsung melakukan pencarian, dan beberapa sudah ditemukan, akan tetapi di tempat terpisah ada dua ekor sapi yang terpantau salah satunya sedang di mangsa harimau.
Annas menyaksikan kejadian itu kurang dari 100 meter. Merasa ada manusia di sekitar itu harimau tersebut langsung kabur berlari menuju arah barat meninggalkan mangsanya yang tergolek tak bernyawa.
Baca juga:
Annas telah melaporkan kejadian itu ke pihak aparat desa dan BKSDA. Beberapa hari sebelumnya, warga di Kecamatan Bajubang melihat tapak kaki binatang belang itu. Pihak BKSDA telah melakukan pelacakan jejak kaki binatang buas itu.
"Iya, itu tapak kaki harimau," kata Kepala BKSDA Jambi Resort Batanghari Purba saat dikonfirmasi beberapa hari lalu.
Saat itu BKSDA mengimbau warga di Bajubang untuk tidak beraktivitas di kebun seorang diri.
Warga Mekarsari berharap pihak BKSDA bisa segera menemukan solusi untuk membuat masyarakat kembali merasa aman dan nyaman bekerja di kebunnya.
"Saya berharap bisa segera diatasi karena membuat kami takut saat di kebun," kata Annas.