Bagikan:

JAKARTA - Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi menemukan puluhan jejak bekas kaki harimau Sumatera (phantera tigris Sumaterae) di wilayah perkebunan Desa Lopak Aur, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari.

"Kami mengimbau kepada para petani untuk tidak sendirian bila pergi di kebun untuk menyadap karet, namun juga jangan resah, tetap bagi warga yang mau ke ladang karet jangan sendiri-sendiri, sebaiknya bisa beramai-ramai dan juga kami minta warga tetap terus berkoordinasi dengan BKSDA terkait apa saja yang ditemukan soal dugaan adanya harimau itu," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kasi Wilayah II BKSDA Jambi, Didik Bangkit Kurniawan, Rabu 16 Maret dilansir dari Antara.

BKSDA Jambi akan terus segera melakukan pemantauan terkait temukan jejak kaki harimau itu Semua berawal setelah warga melaporkan dua ekor sapi mereka mati diduga dimangsa oleh harimau 6 Maret 2022.

Saat itu, satu ekor di antaranya sebagian tubuh dimakan sedangkan satu ekor sapi lagi mati karena kehabisan darah.

Tim dari BKSDA Jambi bersama dengan TNI-Polri kini sedang menindaklanjuti laporan tersebut dan tim turun ke beberapa lokasi dan ditemukan jejak-jejak harimau.

"Dari laporan itu tim bersama TNI-Polisi sudah turun ke lokasi untuk lakukan pengecekan kebenarannya, dari situlah anggota di lapangan temukan jejak, ya diduga harimau Sumatera itu," kata Didik.

Dari bentuk jejak kaki yang didapat tim KSDA juga memastikan bahwa jejak kaki tersebut adalah hewan buas seperti harimau Sumatera dan bahkan jejak itu ditemukan cukup banyak.

"Kalau dari jumlahnya itu bisa hampir lebih dari sekitar puluhan jejak kaki yang kita temukan di lapangan atau perkebunan, karena banyak jejak-jejak itu dipastikan adalah harimau Sumatera dan diperkirakan hanya satu ekor yang berada di sekitaran itu," katanya

.

Temuan jejak kaki harimau itu didapatkan petugas sejak sembilan hari lalu. Pada Selasa (15/3) petugas masih menemukan jejak harimau itu di lokasi tempat hewan ternak yang mati setelah dimangsa.

"Awalnya jejak kakinya ditemukan pada 8 Maret lalu dan terus terakhir tanggal 15 Maret 2022 jejak itu masih kita temukan dimana jejak itu juga ditemukan tidak jauh dari hewan ternak sapi milik warga yang mati," demikian Didik Bangkit Kurniawan.