Pandemi COVID-19 di Mata NEC Indonesia, Jadi Momen Perubahan Positif dalam Teknologi Informasi di Dunia Bisnis
JAKARTA - Pandemi COVID-19 sudah berlangsung sekitar 2 tahun. Momen "langka" ini telah mengakibatkan banyak perubahan dalam tatanan hidup di masyarakat luas, khususnya dalam bidang teknologi informasi (TI).
Hal ini dikemukanan Presiden Direktur NEC Indonesia, Joji Yamamoto dalam acara NEC Visionary Day ASEAN 2022 yang berlangsung pada 10 Maret 2022 lalu.
"Selain anggaran TI yang meningkat, para pemangku kepentingan TI juga diharapkan mampu menghadirkan solusi jarak jauh, kegiatan transparansi tanpa kontak, yang bisa digunakan masyarakat secara otomatis,” ungkap Joji Yamamoto.
Lebih lanjut Yamamoto menegaskan, walaupun inovasi TI telah berkembang lebih jauh, jaminan pada kesehatan masyarakat tetap harus dinomorsatukan. Pemberlakukan prokes masih harus tetap dijalankan, meski dalam kondisi new normal.
Inovasi ini juga dirasakan salah satu pelaku bisnis properti pusat perbelanjaan, yakni AEON Mall Indonesia. Daisuke Isobe, Presiden Direktur AEON Mall Indonesia mengatakan, di era new normal ini, bisnisnya mampu menawarkan konsep baru dan tetap memaksimalkan protokol kesehatan (prokes).
"Kami melihat peluang bagus untuk menemukan kembali model bisnis kami dengan menawarkan konsep mal baru dan fungsi layanan. Kami tetap akan memaksimalkan protokol kesehatan sambil tetap memanfaatkan teknologi terkini untuk menciptakan pengalaman berbelanja yang nyaman dan lancar," ujar Daisuke Isobe.
Penyebaran COVID-19, menurutnya, telah menyebabkan perubahan besar dalam kegiatan bisnis, antara lain perubahan gaya hidup dan keterbatasan ruang lingkup kegiatan seluruh pemangku kepentingan, termasuk konsumen dan masyarakat.
"Pandemi telah memaksa mal untuk mengurangi jam operasional atau tutup sementara. Selain itu, karena peningkatan telecommuting dan anjuran tinggal di rumah, maka kegiatan dan fokus para pelanggan kami dalam kehidupan sehari-hari juga berubah secara dramatis," jelasnya
Transformasi demi kehidupan yang lebih baik
Pandemi COVID-19 sebagai paksaan untuk bertransformasi juga diakui Wakil Presiden Direktur BCA, Armand Wahyudi Hartono. Anak dari orang terkaya di RI ini menyebut, setiap krisis akan memaksa masyarakat untuk berubah.
"Hidup adalah tentang transformasi, dan inilah saatnya. Jika Anda tidak memaksakan diri atau memaksa semua orang untuk berubah, maka ambil saat ini sebagai kesempatan untuk berubah," ujarnya.
Maka dari itu, kata Armand, jika mampu bertahan dalam menghadapi pandemi dan krisis, maka tranformasi akan terjadi. Dengan bertransformasi, maka kehidupan akan lebih baik dan kehidupan pelanggan pun demikian.
"Kami (BCA) tumbuh cukup cepat, terutama selama pandemi. Jumlah pelanggan kami meningkat lebih banyak, jumlah transaksi meningkat lebih dari tiga kali lipat, dan kami mengalami pertumbuhan eksponensial. Tujuan kami selalu membuat segalanya lebih baik, lebih murah, lebih cepat, dan lebih aman di lingkungan apa pun, dalam situasi apa pun. Strategi kami selalu memastikan selalu ada transformasi berkelanjutan," ujarnya.
Armand menuturkan, dengan semua transaksi yang meningkat saat ini, maka BCA membutuhkan analitik data, blockchain, cloud, dan analitik, termasuk pembelajaran mesin dan artificial intelligence (AI).
"Dengan meningkatnya transaksi, kita perlu memikirkan keamanan siber dan dengan meningkatnya pelanggan dan ekosistem pelanggan, kita perlu terhubung dengan ekosistem," pungkas Armand.
NEC Visionary Day ASEAN
Beberapa waktu lalu, NEC Asia Pasifik (NEC APAC), menjadi tuan rumah perdana dalam acara NEC Visionary Day ASEAN, tepatnya pada 10 Maret 2022.
Dengan tema "Forging Ahead Together: Recovery. Rebuilding. Reimagining", acara satu hari tersebut menampilkan bagaimana teknologi inovatif seperti kecerdasan buatan (AI) dapat mengatasi tantangan kritis bagi masyarakat dalam fase pemulihan pascapandemi.
Para pemimpin perusahaan dari berbagai sektor industri dan pakar teknologi dari kawasan ASEAN berkumpul untuk berbagi wawasan mereka tentang masa depan masyarakat dan bisnis, dan pentingnya transformasi digital dalam memastikan ekonomi yang berkelanjutan.
Pembicara utama pada acara tersebut antara lain Armand Wahyudi Hartono, Wakil Presiden Direktur, Bank Central Asia, Fabian Bigar, CEO, MyDIGITAL, Departemen Perdana Menteri Malaysia, Belina Lee, Chief Strategy & Innovation Officer, Mandai Wildlife Group, Daisuke Isobe, Presiden Direktur, AEON Mall Indonesia, Mayoran Rajendra, SVP, SMBC.
Didukung oleh enam afiliasi NEC (NEC APAC-Singapura, NEC Indonesia, NEC Malaysia, NEC Filipina, NEC Thailand, dan NEC Vietnam), Visionary Day ASEAN menampilkan booth dari tiap negara yang berfokus pada solusi yang tersedia di masing-masing negara tersebut.
Selain itu, ada pula booth khusus untuk sektor kesehatan, ritel, pemerintah, keuangan, dan manufaktur akan memberikan informasi yang relevan kepada para peserta dari pakar sektor berpengalaman dari NEC.