Pertamina Optimis Jambaran - Tiung Biru Dorong Peningkatan Ekonomi Kawasan
JAKARTA - Kepala Divisi PSN Sektor Energi & Teknologi KPPIP Yudi Adhi Purnama mengungkapkan energi yang akan dihasilkan dari Proyek Pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran - Tiung Biru (JTB) Bojonegoro, Jawa Timur berpotensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan.
Oleh sebab itu, lanjutnya, keberhasilan proyek yang memasuki fase penyelesaian ini ditunggu oleh berbagai pihak termasuk oleh Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) bentukan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Proyek Pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran Tiung Biru (JTB) merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) sektor energi yang termasuk dalam daftar Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional yang ditetapkan oleh Presiden Jokowi melalui Perpres Nomor 109 tahun 2020," ujarnya, Senin 21 Maret.
Proyek gas JTB yang dioperatori oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina yang dijadwalkan mulai onstream pada pertengahan tahun ini memiliki peran strategis dalam pemenuhan energi maupun sebagai pembangkit pertumbuhan ekonomi kawasan.
"JTB ini sangat penting, keberadaan projek ini bermanfaat bagi daerah sekitar sini, karena dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di sini. Tentunya selain menjamin ketersediaan energi bagi kawasan Jawa Timur dan Jawa Tengah," kata Yudi.
Baca juga:
- Sambut G20 pada September, Pertamina Tambah Titik Penjualan Pertamax Turbo di Belitung
- Jadikan Program Transisi Energi Sebagai Prioritas Utama, Pertamina Targetkan Penurunan Emisi GRK Hingga 30 Persen dan Kembangkan EBT
- Pertamina: Masyarakat Indonesia Antusias Menonton MotoGP Pertamina Grand Prix Secara Langsung
Kondisi pandemi yang telah berlangsung selama dua tahun di Indonesia membuat beberapa PSN, termasuk proyek lapangan gas JTB mengalami berbagai tantangan. Faktor-faktor tantangan yang ditemui akan diinventarisir sebelum kemudian dikoordinasikan dengan lembaga terkait guna dicarikan solusinya.
Proyek JTB diharapkan menjadi salah satu penghasil gas terbesar di Indonesia dan memiliki kapasitas produksi gas yang mencapai 192 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Proyek gas dengan nilai capex sebesar 1,5 miliar dolar AS ini ke depan akan memasok ketersediaan gas di Pulau Jawa yang cukup besar.