Di Tengah Perang, Seniman Rusia Membuat Kaligrafi Perdamaian di Atap Pengusaha Ukraina

JAKARTA - Perdamaian selalu layak untuk diperjuangkan. Saat Rusia melakukan serangan ke Ukraina, seniman Rusia dari Pokras Lampas membuat kampanye perdamaian di Indonesia. Dia menorehkan kaligrafi terbesar di atap vila seluas 980 m2 milik pebisnis properti asal Ukraina, Alex Stefan di Bali.

Karya yang bertajuk “World United” ini dibuat dalam lima bahasa – Rusia, Ukraina, Inggris, Indonesia, dan Tiongkok. Karya bertemakan perdamaian ini dinilai cocok untuk ditorehkan saat ini, di tengah situasi dunia yang sedang tidak menentu, terutama karena adanya ketegangan militer diantara negara Rusia dan Ukraina.

Bali secara khusus dipilih karena letaknya yang strategis sebagai tempat berkumpul berbagai orang dari mancanegara, mulai dari wisatawan, insan kreatif, dan pebisnis. Di tengah pandemi yang sedang berlangsung, pengunjung dari mancanegara tetap berupaya dapat mengunjungi Pulau Dewata ini.

“Dimanapun kita berada, perlu diingat bahwa dunia ini satu meskipun kita berasal dari negara dengan budaya yang berbeda-beda. Saya melukis “МИР ЕДИН” (Mir Yedin) yang berarti World United atau Dunia Bersatu dalam lima bahasa agar semua orang yang melihatnya bisa membawa makna dari kata-kata ini ke dalam hati,” Ucap Pakras Lompas dalam rilis yang diterima VOI, Jumat, 11 Maret.

Pakras mengaku senang bisa melukis diatas atap properti Alex Villas yang lokasinya strategis, sehingga bisa dilihat dari berbagai sisi. “Saya datang ke Bali dari Ukraina enam tahun lalu. Karya Dunia Bersatu ini bernafaskan toleransi, persahabatan, dan penghormatan satu sama lain. Saya sangat senang karena kami memang membangun vila yang aksitekturnya selaras dengan

alam. Akan sangat baik jika dengan karya ini, bangunan kami juga bisa selaras dengan manusia dari berbagai budaya,” ujar Alex.

Sebagai pebisnis asal Ukraina, dirinya tidak menginginkan perang. “Kami tidak menginginkan perang. Kami ingin membangun masa depan bersama-sama. Kami mau perdamaian di seluruh dunia," harapnya.

Pelukisan kaligrafi bertemakan perdamaian ini sangat diapresiasi oleh Yuana Rochma Astuti selaku Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia. Menurutnya, lukisan ini sangat sarat dengan makna di tengah situasi dunia yang sedang tegang.

Dia mengaku bersyukur Bali menjadi tempat yang dipilih untuk melukiskan

kaligrafi perdamaian ini, mengingat citra Bali sebagai tempat yang penuh kedamaian. Indonesia sendiri menganut prinsip “Bhinneka Tunggal Ika”, dengan lebih dari 800 kebudayaan. Oleh karena itu, frase “DUNIA BERSATU” mencerminkan hubungan antar sesama, dengan alam, dengan perbedaan antar budaya.