Di Forum G20, Gubernur BI Perry Warjiyo Dorong Upaya Pemulihan Sektor Pariwisata Akibat Pandemi
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa pandemi menyisakan bekas luka (scarring effect) bagi aktivitas perekonomian di sektor pariwisata untuk jangka menengah panjang yang perlu diantisipasi.
Dalam catatannya, koreksi pertumbuhan sektor pariwisata global sebesar 11 persen, lebih dalam dibanding sektor lain yang rata-rata sebesar 6,4 persen.
“Dalam hal ini, pariwisata perlu menjadi prioritas penanganan mengingat sektor tersebut merupakan pilar ekonomi global yang melibatkan pemuda, wanita serta sektor informal,” ujarnya saat berbicara di side events G20 seperti yang dilansir laman resmi hari ini, Kamis, 10 Maret.
Perry menambahkan, guncangan yang berkepanjangan pada sektor pariwisata dapat berdampak pada masalah fiskal dan risiko kredit. Untuk penanganannya, dia menyodorkan sejumlah inovasi seperti promosi pariwisata domestik, eco-tourism, inovasi teknologi, serta mengaitkan pariwisata dengan sektor lain seperti agrikultur dan pengembangan produk ekspor.
"Pemulihan sektor pariwisata juga bergantung pada kebijakan suatu negara terhadap mobilitas wisatawan yang dikaitkan dengan isu kesehatan," tuturnya.
Baca juga:
Lebih lanjut, Perry menjelaskan langkah penting untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif, diantaranya melalui relokasi tenaga kerja untuk mengurangi pengangguran dan mendukung keahlian baru, relokasi modal dan dukungan investasi.
Kemudian, peningkatan inklusi dan literasi digital melalui pemanfaatan teknologi, serta penanganan dan pencegahan pandemi yang menjadi hal krusial.
"Bank Indonesia mengharapkan korporasi perlu menyusun ulang strategi bisnis, struktur keuangan, manajemen dan ketahanan melalui digitalisasi untuk terus melangkah. Perbankan juga perlu menilik kembali penyaluran kredit ke sektor prioritas dan kredit modal kerja bagi ekspansi bisnis," tutup Gubernur BI Perry Warjiyo.