Polisi Ingatkan Penggarap Proyek di Pedalaman Papua Koordinasi dengan Aparat TNI/Polri
PAPUA - Kepolisian Daerah Papua mengingatkan perusahaan-perusahaan yang menggarap proyek di pedalaman Papua memberikan jaminan keamanan kepada para pekerjanya. Perusahaan tersebut diingatkan untuk menjalin koordinasi dengan TNI/Polri.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal mengatakan, potensi gangguan yang kerap terjadi di pedalaman Papua datang dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
"Kami berharap kepada seluruh masyarakat, terutama pihak-pihak perusahaan yang melaksanakan pembangunan di pedalaman agar melakukan komunikasi dan koordinasi dengan rekan-rekan kami yang ada di kewilayahan, apakah itu Polres, Polsek atau bahkan dengan rekan-rekan TNI," ujar Kombes Kamal di Timika, Rabu 9 Maret.
Kamal menyebutkan, terjadinya kasus pembantaian para pekerja proyek pemerintah oleh KKB sebagaimana menimpa 28 pekerja PT Istaka Karya yang mengerjakan proyek Jalan Trans Papua di Kabupaten Nduga pada Desember 2018.
Terbaru, lanjut dia, pembantaian delapan karyawan PT Palapa Timur Telematika (PTT) yang melakukan perbaikan BTS 3 Telkomsel di Kampung Jenggeran, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak pada 3 Maret 2022. Kamal bilang, sejumlah gangguan itu harus menjadi evaluasi dan pembelajaran penting bagi semua pihak.
"Sudah beberapa kali kekerasan yang terjadi di Pegunungan Tengah Papua itu dilakukan oleh KKB kepada para karyawan. Kalau melihat hal-hal yang ganjil, tolong hati-hati dan tetap berwaspada, lakukan komunikasi dan koordinasi dengan aparat terkait," imbuhnya.
Baca juga:
Kondisi geografis wilayah Pegunungan Tengah Papua yang sulit, ditambah dengan keterbatasan personel aparat keamanan baik TNI maupun Polri menyebabkan tidak sepenuhnya keberadaan para karyawan yang mengerjakan proyek pemerintah bisa diawasi secara terus-menerus, apalagi jika lokasi proyek yang dikerjakan itu sangat jauh dari pusat kota.
"Untuk proyek pembangunan dan perbaikan BTS di Distrik Beoga Barat itu saja pemerintah daerah setempat tidak menyangka ada kegiatan itu. Lokasi dimana tower itu dibangun dari ibukota Distrik Beoga kalau ditarik garis lurus hanya sekitar 15 kilometer, tapi kalau berjalan kaki bisa tiga hari tiga malam baru sampai," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Kabid Humas Polda Papua menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak baik TNI maupun warga masyarakat yang telah membantu sehingga jenazah delapan karyawan PTT bisa dievakuasi ke Timika dan selanjutnya telah diberangkatkan ke kampung halaman masing-masing untuk dikebumikan pada Selasa 8 Maret.
Sebelumnya, Direktur Operasi PT PTT Eddy Siahaan menyebut pekerjaan proyek Palapa Ring Timur yang ditangani oleh PT PTT merupakan program strategis nasional yang dimulai sejak 2017.
Pihak perusahaan menyerahkan sepenuhnya pengusutan dan penegakan hukum terhadap para pelaku yang telah membantai para korban kepada pihak berwenang.
"Kami serahkan sepenuhnya penanganan masalah ini kepada penegak hukum. Kami hanya bisa berserah kepada Tuhan untuk memohon keselamatan para korban," tandasnya.