Derita Warga Rusia di Luar Negeri Sejak Invasi Putin Dimulai ke Ukraina

"Ini orang Rusia - KGB"

JAKARTA - Warga Rusia di luar negeri mungkin tidak tahu apa-apa. Bahkan banyak dari mereka yang menolak operasi militer penuh Vladimir Putin ke Rusia. Tapi kini mereka jadi korban perundungan.

Ketika Andrei Kroo meninggalkan rumahnya di Ceske Budejovice pekan lalu, di sebuah kota selatan Republik Ceko, kalimat yang tertulis di atas dicoret persis di bagian depan rumahnya. Di kota ini banyak dihuni oleh diaspora Rusia dalam jumlah yang kecil.

Andrei Kroo sesungguhnya jelas kesal karena jadi bahan perundungan. Tapi dia juga paham kenapa sampai harus bernasib seperti ini.

"Ketika Rusia mengobarkan perang di Eropa, setiap orang yang berakal harus memprotes, tetapi tentu saja hanya orang idiot yang akan memprotes dengan cara ini," ucap Kroo dikutip dari The Moscow Times, Minggu 6 Maret kemarin.

Invasi Putin ke Ukraina memang dikecam habis-habisan oleh dunia internasional. Serang sporadis pasukan militer Rusia mengakibatkan banyak warga sipil yang jadi korban.

Dan bagi para diaspora Rusia, ini adalah kabar buruk. Mereka menolak invasi itu tapi malah mendapat mendapat sentimen anti-Rusia.

Kalau mau jujur, mereka merasa tidak adil dengan perlakuan yang didapat. Pasalnya mereka pun tidak memaafkan tindakan pemerintah mereka.

“Ini sangat mengecewakan apa yang terjadi di Ukraina, tapi tentu saja ini semua tentang politik tetapi beberapa orang memutuskan untuk melampiaskannya pada orang yang damai,” kata seorang Uzbekistan berbahasa Rusia kepada The Moscow Times.

“Saya berimigrasi karena pembunuh dan pencuri merebut kekuasaan di Rusia,” kata Kroo.

"Kita harus menentang tindakan Putin dan rombongan kriminalnya,"

Namun banyak orang Rusia yang tinggal di luar negeri sekarang dianggap bertanggung jawab atas rezim yang ingin mereka hindari.

Di banyak negara, masalah yang dialami WN Rusia juga hampir serupa. Toko makanan Rusia di Jerman dan Republik Ceko melaporkan kasus vandalisme.

Ruang kelas di Australia dan Inggris pun setali tiga uang. Sampai pihak sekolah mengambil langkah untuk melindungi siswa Rusia dan Ukraina. Bahkan di luar sebuah kafe di Portugal, sebuah tanda muncul dengan kata-kata tertulis 'Orang Rusia tidak akan dilayani'.

"Saya merasa seperti setiap saat saya dapat diminta untuk mengepak koper saya dan disuruh keluar dari negara ini,” keluh Natalia Khetagurova, seorang Rusia dari Vladikavkaz yang sekarang tinggal di London.