Ukraina Laporkan Situs Pemerintahnya Terkena Serangan DDoS Terus Menerus, Rusia Idem Dito

JAKARTA - Situs web Ukraina telah diserang secara terus menerus dan tanpa henti dari peretas yang diduga berasal Rusia. Menurut badan pengawas dunia maya dari Kiev, Sabtu, 5 Maret, serangan ini muncul secara kontinu sejak Kremlin melancarkan invasi ke negara itu 24 Februari.

Dalam sebuah posting di Twitter, Layanan Komunikasi Khusus dan Perlindungan Informasi Negara Ukraina mengatakan bahwa "peretas Rusia terus menyerang sumber daya informasi Ukraina tanpa henti".

Badan ini juga mengatakan bahwa situs milik kepresidenan, parlemen, kabinet, kementerian pertahanan dan kementerian dalam negeri Ukraina termasuk di antara situs yang terkena penolakan layanan terdistribusi (DDoS) yang bekerja dengan mengarahkan firehose lalu lintas ke server yang ditargetkan untuk membuat mereka offline.

Badan itu mengatakan situs-situs itu sejauh ini tahan terhadap serangan yang mereka sebut sebagai badai. "Kami akan bertahan! Di medan perang dan di dunia maya!" kata badan tersebut seperti dikutip oleh Reuters.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar oleh Reuters tentang tuduhan Ukraina ini. Namun sebelumnya, pihak Rusia telah membantah berada di balik serangan dunia maya, termasuk yang mempengaruhi pemilihan di AS.

Sebaliknya, situs Rusia juga telah dihantam dengan serangan DDoS. Ukraina telah meminta peretas bawah tanahnya untuk membantu melindungi infrastruktur penting dan melakukan misi mata-mata dunia maya terhadap pasukan Rusia.

Pada Jumat, 4 mare5t, Pusat Koordinasi Nasional Rusia untuk Insiden Komputer mengatakan telah terjadi "serangan komputer besar-besaran" pada sumber informasi Rusia. Namun mereka tidak menjelaskan seperti apa dampak serangan tersebut pada situs yang diserang.

Saling menyerang lewat DDoS dan malware untuk mengintai kekuatan lawan, adalah sebuah babak baru dalam perang dunia maya yang terjadi saat ini.  Ini juga menunjukkan betapa pentingnya pasukan siber dimiliki oleh sebuah negara guna menghadapi serangan pihak lawan.