Tuchel Akui Imbas Invasi Rusia ke Ukraina Ganggu Persiapan Chelsea Lawan Liverpool

JAKARTA – Manajer Chelsea Thomas Tuchel merasa klubnya mendapat beban sebagai imbas dari konflik Rusia dan Ukraina. Terlebih mereka sedang bersiap untuk pertandingan menghadapi Liverpool.

Chelsea akan menghadapi Liverpool di final Piala Liga Inggris di Stadion Wembley, London, pada Minggu, 27 Februari. Namun, persiapan itu sedikit terusik karena ketidakpastian masa depan pemilik klub asal Rusia, Roman Abramovich, akibat invasi Rusia ke Ukraina.

Abramovich, yang membeli Chelsea pada tahun 2003, sejauh ini  belum menghadapi sanksi apa pun dari Inggris imbas atas aksi Rusia ke Ukraina. Namun, namanya ikut terseret dalam parlemen Inggris pada Kamis, 24 Februari ketika Perdana Menteri Inggris,  Boris Johnson, meluncurkan sanksi terbesar Inggris terhadap Rusia.

Tuchel mengatakan bahwa dia mengetahui isi diskusi antara anggota parlemen Inggris tersebut. Dalam diskusi itu nama Abramovich ikut terseret karena ia punya hubungan dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Saya ingin mengambil hak saya untuk tidak mengomentari ini sampai ada keputusan yang dibuat, tetapi kami menyadarinya dan itu mengganggu kami, itu mengkhawatirkan kami," kata Tuchel dikutip dari Reuters.

Dalam tubuh parlemen Inggris muncul usulan agar aset-aset bos Chelsea itu harus disita oleh Inggris, termasuk tuduhan korupsi terhadap dirinya. Usulan itu muncul setelah Rusia melakukan operasi militer ke Ukraina.

Semua itu dilontarkan oleh anggota parlemen dari Partai Buruh Inggris, Chris Bryant, saat berbicara di dewan rakyat majelis rendah Inggris (House of Commons). Ia mengklaim punya sebuah bocoran dokumen dari Departemen Dalam Negeri Inggris yang mengindikasikan bahwa pemilik Chelsea itu seharusnya tidak diperbolehkan menetap di Britania Raya.

Dokumen tertanggal 2019 itu menyebut bahwa Roman Abramovich disorot pemerintah karena kaitannya dengan Rusia dan dugaan hubungan dengan praktik korupsi.

"Sampai tingkat tertentu saya bisa memahami opini dan opini kritis terhadap klub, terhadap kami yang mewakili klub itu. Saya bisa memahami itu dan kami tidak bisa sepenuhnya membebaskan diri dari itu," kata Tuchel menambahkan.

"Mungkin orang mengerti bahwa saya sebagai pelatih atau pemain, kami tidak memiliki wawasan tentang apa yang sebenarnya terjadi. Saat ini kami tidak merasa bertanggung jawab atas semua ini. [Namun], kami merasa ini mengerikan dan tidak ada yang menyangkalnya."

Tuchel menambahkan bahwa ia dan skuadnya akan berusaha sedemikian rupa mengalihkan fokus mereka ke final Piala Liga Inggris, meskipun hal itu agak sulit mereka lakukan karena perang kedua negara itu terjadi di Eropa.

"Ini menyangkut Eropa. Perang ini di Eropa dan kami adalah bagian dari Eropa. Kami tidak bisa mengatakan mari kita mengesampingkan ini. Tidak ada jalan keluar. Tidak ada yang menutup pintu dan sekarang kami fokus pada sepak bola. Kami masih memiliki hak istimewa untuk hidup dalam damai dan kebebasan di mana kami berada sekarang," kata pelatih asal Jerman itu.