Eks Petinju Wladimir Klitschko Geram dengan Imperialisme Sembrono Rusia

JAKARTA – Mantan petinju juara dunia kelas berat asal Ukraina Wladimir Klitschko menyoroti perlakuan semena-mena Rusia terhadap negaranya. Operasi militer yang sembrono diharapkan tidak terulang di masa mendatang.

Klitschko menggunakan media sosial Twitter untuk menuangkan kemarahannya tersebut. Ia mengatakan bahwa imperialisme begitu riskan tidak hanya bagi negaranya, tapi seluruh dunia.

"Dunia menyaksikan betapa sembrono dan mematikan imperialisme, bukan hanya untuk #Ukraina tetapi seluruh dunia. Biarkan sejarah menjadi pelajaran untuk tidak terulang," tulis Wladimir dikutip The Mirror.

Saudara Wladimir, Vitali Klitschko, juga menggunakan media sosial yang sama untuk mengutarakan apa yang mereka rasakan saat ini. Vitali, yang menjabat sebagai Walikota Kyiv sejak 2014, dan Wladimir merupakan sosok yang begitu beken di Ukraina.

"Pastikan: Ukraina kuat. Negara ini punya ibu kota yang kuat #Kyiv, kota-kota yang kuat, desa-desa dan orang-orang yang solid dan bersatu yang menghargai di atas semua kemerdekaan, kedaulatan dan perdamaian mereka di Eropa," tulis Vitali.

Selain itu, Vitali juga menegaskan bahwa ia bersama saudaranya siap angkat senjata dan bertempur di garis paling depan melawan Rusia. Mereka tidak gentar bertarung dalam perang berdarah akibat invasi Rusia ke Ukraina.

Vitali Klitschko mengatakan Kyiv berada di bawah ancaman dan prioritas utama adalah bekerja sama dengan militer dan polisi untuk mengamankan infrastruktur penting serta pasokan listrik, air, dan gas untuk warga Ukraina

"Tidak ada pilihan lain, saya harus berperang. Saya akan berjuang," kata pria berusia 50 tahun, yang dikenal sebagai "Dr Ironfist" saat masih aktif di ring tinju, kepada penyiar ITV's Good Morning Britain, dinukil dari Reuters.

Sementara itu, Wladimir yang sudah mendaftar di tentara cadangan Ukraina awal bulan ini, mengatakan bahwa cinta untuk negaranya memaksanya untuk harus ikut berjuang.

"Rakyat Ukraina kuat. Dan itu akan tetap setia pada dirinya sendiri dalam cobaan yang mengerikan ini. Orang yang merindukan kedaulatan dan perdamaian. Orang yang menganggap orang Rusia sebagai saudara mereka," tulisnya dalam sebuah posting di LinkedIn pada hari Kamis.

Rusia meluncurkan invasi melalui darat, udara dan laut pada hari Kamis menyusul deklarasi perang oleh Presiden Vladimir Putin. Diperkirakan 100.000 orang telah melarikan diri saat ledakan dan tembakan mengguncang kota-kota besar, sedangkan puluhan orang dilaporkan tewas.