Disambut Positif Jelang Jalani Debut di Dubai, Djokovic: Ini Tidak Terjadi di Australia
JAKARTA - Novak Djokovic memulai musimnya di Dubai, Senin, setelah rencananya untuk memulai musim pada Januari meleset ketika dia dideportasi dari Australia.
Petenis nomor satu dunia itu mengatakan para petenis di ruang ganti "bersikap positif dan menyambut" kembalinya dia ke turnamen kompetitif.
Djokovic kehilangan kesempatan untuk memenangi Australian Open ke-10 dan Grand Slam ke-21 karena pembatalan visanya di Melbourne dan akhirnya dideportasi karena tidak divaksinasi.
Dia kembali ke tur pekan ini di Emirat, di mana dia akan berkompetisi untuk pertama kalinya sejak final Piala Davis di Madrid Desember lalu.
Menjelang babak pembukaannya melawan petenis wildcard Italia Lorenzo Musetti, Djokovic berbicara jelang pertandingannya itu tentang bagaimana rasanya kembali ke lapangan tenis, dan apakah ada reaksi negatif dari rekan-rekannya.
"Sejauh ini di sini sebagian besar pemain yang saya lihat bersikap positif dan ramah. Sangat menyenangkan untuk melihat dengan jelas. Ini tidak terjadi di Australia. Itu sedikit aneh. Tapi sejauh ini baik-baik saja," kata pria berusia 34 tahun itu, dikutip Antara dari AFP.
Rafael Nadal, yang tanpa kehadiran Djokovic memenangi Australian Open, menawarkan dukungan jarak jauh.
"Divaksinasi atau tidak, biarkan Novak bermain lagi," kata Nadal pada konferensi pers menjelang Mexican Open, di Acapulco, di mana dia dan petenis nomor dua dunia Daniil Medvedev bertanding.
Kemenangan di Melbourne adalah yang ke-21 bagi Nadal di turnamen major, membuatnya unggul satu gelar dari Djokovic dan Roger Federer dalam daftar sepanjang masa.
Djokovic bisa bermain di Dubai karena vaksin virus corona bukan persyaratan wajib untuk masuk ke Uni Emirat Arab.
Petenis Serbia itu adalah pemenang lima kali di Dubai dan akhirnya memulai musimnya dengan satu poin untuk dibuktikan sementara peringkat nomor satu di bawah ancaman.
Bahkan jika dia menang di Dubai, Djokovic bisa kehilangan posisi teratas, yang dia pegang sejak Februari 2020, dari Medvedev.
Jika Djokovic mempertahankan statusnya pekan ini, penolakannya untuk divaksinasi dapat menyebabkan masalah dan membuatnya kehilangan poin peringkat, terutama dengan dua turnamen Masters yang akan datang di Amerika Serikat.
Baca juga:
- Digilas Malaysia di Final BATC, Pelatih: Indonesia Kalah Terhormat!
- Rengkuh Trofi di Marseille, Rublev: Semua Laga Saya Bersama Felix Selalu Bernuansa Drama
- Permalukan Tsitsipas di Marseille, Petenis Kualifikasi Safiullin: Kemenangan Terbesar Sepanjang Karier Saya
- Lolos ke Final Qatar Open Usai Kalahkan Khachanov, Bautista Agut: Saya Harus Berjuang Sangat Keras untuk Membalikkan Keadaan
Ikuti Aturan
Djokovic masuk dalam daftar pemain di Indian Wells dari 7 hingga 20 Maret, meskipun saat ini dibatasi untuk petenis yang divaksinasi. Turnamen tersebut diikuti oleh Miami Open pada 21 Maret hingga 3 April.
"Saya hanya harus mengikuti aturan. Turnamen apa pun yang bisa saya mainkan, saya akan berusaha untuk pergi ke negara itu dan memainkan turnamen itu," kata Djokovic.
"Saya benar-benar tidak bisa memilih sekarang. Ini benar-benar tentang ke mana saya bisa pergi dan bermain. Di mana pun saya memiliki kesempatan, saya mungkin akan menggunakan kesempatan itu dan akan bermain karena inilah yang saya lakukan, inilah yang saya sukai."
Masih ada tiga turnamen Grand Slam lagi yang akan dimainkan tahun ini, yaitu French Open, Wimbledon dan US Open.
Masing-masing memiliki potensi signifikan bagi Djokovic bertarung melawan Nadal untuk memecahkan rekor.
Di Meksiko, Nadal menolak untuk ditanya apakah dia, Djokovic atau Federer bisa mengklaim sebagai yang terhebat sepanjang masa.
"Bukan hak saya untuk membicarakan hal itu karena saya adalah pihak yang terlibat," kata Nadal, menambahkan bahwa ketiganya "telah mencapai lebih dari yang kami impikan".
"Mungkin ada berbagai jenis argumen untuk dapat memberikan gelar yang sangat Anda sukai sebagai 'yang terbaik dalam sejarah' kepada siapa pun," ujar Nadal.
Djokovic adalah juara bertahan di Roland Garros dan All England Club.
"Kami semua berharap krisis kesehatan akan berkembang ke arah yang positif, tetapi jika itu tidak berubah, dia akan memerlukan izin vaksinasi dan oleh karena itu Novak Djokovic tidak akan bersama kami (di Paris)," kata Menteri Olahraga Prancis Roxana Maracineanu, Minggu.