Pelajari Varian dan Efek Vaksin, Ilmuwan Oxford: Efek COVID-19 pada Kehamilan Kurang Dipelajari
JAKARTA - Ilmuwan Universitas Oxford mengatakan pada Hari Selasa, mereka akan mengevaluasi efek varian virus corona baru pada wanita hamil dan bayi baru lahir, serta efek vaksinasi COVID-19 pada komplikasi selama kehamilan dan setelah kelahiran.
Studi ini dilakukan kurang dari setahun setelah universitas menemukan, wanita hamil dengan COVID-19 dan anak-anak mereka yang baru lahir menghadapi risiko komplikasi yang lebih tinggi, seperti kelahiran prematur dan risiko kegagalan organ, daripada yang diketahui sebelumnya.
Para peneliti mengatakan, penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan, termasuk efek dari varian baru virus seperti Omicron pada kelompok berisiko tinggi yang telah melihat tingkat vaksinasi yang 'mengkhawatirkan'.
"Efek COVID-19 pada kehamilan telah diremehkan dan kurang dipelajari," kata Profesor Universitas Oxford José Villar, yang juga merupakan salah satu pemimpin penelitian, melansir Reuters 16 Februari.
"Wanita hamil bahkan tidak dimasukkan dalam uji coba vaksin, yang memungkinkan 'informasi' yang tidak ilmiah dan menakutkan disebarluaskan," sambungnya.
Sebelumnya, banyak otoritas kesehatan global mengatakan vaksinasi COVID-19 selama kehamilan aman, dengan sebuah penelitian di AS bulan lalu menemukan, vaksinasi tidak terkait dengan kelahiran prematur atau bayi baru lahir dengan berat badan kurang.
Pada Bulan November, data dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris menunjukkan vaksinasi COVID-19 aman untuk wanita hamil, tidak terkait dengan tingkat komplikasi yang lebih tinggi.
Baca juga:
- Akui Keamanan Jangka Panjang hanya Dapat Dicapai Bersama Rusia, Kanselir Jerman: Perang di Eropa Tak Terbayangkan
- Presiden Putin Sebut Rusia Tidak Bisa Menutup Mata Soal Penafsiran Bebas AS dan NATO Soal Keamanan Setara
- Bertemu Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Rusia Vladimir Putin: Kami Tidak Menginginkan Perang
- Sebut Belum Memverifikasi Penarikan Pasukan Rusia, Presiden AS Joe Biden: Invasi Tetap Mungkin Terjadi
Untuk diketahui, studi Inggris yang akan datang akan mendaftarkan sekitar 1.500 wanita yang telah dites positif terkena virus pada setiap tahap kehamilan. Membandingkannya dengan 3.000 wanita yang tidak terinfeksi selama empat bulan. Ilmuwan Oxford mengatakan, mereka mengharapkan hasil uji coba pada Bulan Mei.