Tokoh Pers Indonesia Jakob Oetama Meninggal Dunia
JAKARTA - Tokoh pers dan pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama meninggal dunia pada usia 88 tahun.
Disiarkan oleh Kompas TV, Jakob meninggal dunia pada hari ini, Rabu, 9 September di RS Mitra Keluarga Kepala Gading, Jakarta Utara.
"Wartawan senior yang juga pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama meninggal dunia," demikian pernyataan yang dikutip dari Kompas TV.
Rencananya, jenazah Jakob akan disemayamkan di kantor Kompas Gramedia Palmerah, Jakarta kemudian akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatam pada Kamis, 10 September.
Direktur RS Mitra Keluarga Kelapa Gading Ronald Reagen mengatakan Jakob mulai dirawat pada 22 Agustus lalu. Saat awal mendapat perawatan, kondisinya kritis dan lemah.
"Pada kondisi saat itu kita sudah melakukan perawatan maksimal. Selama perawatan sempat cukup merespons cukup baik dan membaik tapi karena faktor usia yang cukup sepuh dan faktor lain yang mendampingi akhirnya kondisinya memburuk kembali," ungkap Ronald.
Sementara, dokter yang merawat Jakob, Felix, menegaskan wartawan senior tersebut telah menjalankan uji usap COVID-19 sebanyak dua kali dan dinyatakan negatif.
Diketahui, pria yang lahir di Magelang, 27 September 1931 ini mengawali karirnya sebagai wartawan dengan menjadi redaktur di majalah mingguan penabur pada 1965. Selanjutnya, di tahun 1963 bersama P.K Ojong yang sesama wartawan mendirikan majalah Intisari.
Setelah itu pada 1967 Jakob dan Ojong mendirikan harian Kompas yang dikelolanya hingga saat ini. Di bawah kepemimpinannya, Kompas berkembang pesat dan memiliki sejumlah anak perusahaan di bidang media hingga universitas.
Jakob juga membuat media berbahasa Inggris yaitu The Jakarta Post yang terbit pada 25 April.
Selain itu, dia juga aktif di berbagai organisasi pers termasuk menjabat sebagai pengurus pusat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan penasihat Konfederasi Wartawan Asean.
Sejumlah penghargaan juga telah didapatkannya termasuk gelar Doktor Honoris Causa di bidang komunikasi dari Universitas Gajah Mada dan Bintang Mahaputra Utama dari pemerintah Indonesia pada 1973.