Bagikan:

JAKARTA - Dari Bandara Adisutjipto, sebuah mobil jip Taft yang sudah tua, melaju menuju sebuah hotel di Jalan Jenderal Sudirman No.19, Yogyakarta. Salah satu pendiri surat kabar Kompas, almarhum Jakob Oetama, duduk di jok depan di mobil tua yang tak ber-AC itu. 

Sesampainya di tempat tujuan, seorang rekan Jakob, Hermanu membuka pintu mobil sebelah kiri tempat bosnya duduk. Maklum, pintu itu sudah beberapa lama rusak sehingga tak dapat dibuka dari dalam.

Jakob kemudian turun tanpa ada petugas yang menyambutnya. Tak heran, "siapa yang mengira seorang bos atau tamu terhormat mau hanya diantar mobil butut dan tua?" tulis Sindhunata, seorang wartawan senior Kompas menuturkan kisah kesederhanaan Jakob Oetama tersebut. Tulisan ini dimuat Harian Kompas 10 September.

Salah satu pendiri Kompas, Jakob, memang terkenal memiliki kepribadian yang amat sederhana. Sindhunata yang cukup mengenalnya mengatakan, sehari-hari pakaian Jakob selalu sama: kemeja lengan panjang keabu-abuan dan celana hitam semu abu-abu. 

Kesederhanaan sosok yang lahir di Desa Jowahan dekat Candi Borobudur ini melekat di bawah sadarnya. Pada diri Jakob, kekayaan seolah kesia-siaan karena ia tak pernah bisa sungguh menikmatinya. 

"Sementara kesederhanaan adalah harta, yang selalu memberinya inspirasi, semangat, dan kreasi. Memang, kekayaan yang sekarang menjadi miliknya bukanlah target hidupnya, melainkan buah yang mengalir dari kesederhanaannya" tulis Sindhunata.

Di mata para tokoh

Kemarin, publik dirundung duka atas wafatnya salah seorang tokoh pers Indonesia, Jakob Oetama. Almarhum mengembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading pada pukul 13.05 WIB dalam usia 88 tahun.

Ucapan bela sungkawa mengalir deras bahkan tak sedikit tokoh yang mengungkapkan rasa kehilangannya. Presiden Joko Widodo misalnya, ia mengenang Jakob sebagai jurnalis yang punya daya kritis tinggi. 

"Almarhum seorang jurnalis sejati, punya daya kritis tinggi, yang disampaikan dengan bahasa halus dan santun," kata Jokowi lewat akun twitter resminya kemarin. Ia merasa kehilangan atas kepergian seorang yang bukan hanya tokoh pers maupun pengusaha, tapi juga tokoh bangsa.

Di balik kehebatan sosok Jakob, banyak tokoh yang mengakuinya sebagai pribadi yang sederhana. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto misalnya, baginya, almarhum merupakan sosok sederhana yang berjasa dalam keajuan pers dan media.

"Almarhum merupakan sosok sederhana yang amat berjasa dalam kemajuan pers dan media nasional. Seorang tokoh jurnalis senior Indonesia yang sukses mendirikan Kompas Gramedia Group dengan berbagai lini bisnisnya," kata Airlangga lewat akun Instagramnya.

Selain Airlangga, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memiliki kenangan serupa. Seperti dikutip Berita Satu dirinya mengatakan mengenal Jakob sebagai sosok jurnalis yang cerdas, humanis, dan sederhana. 

“Saya yakin semua insan pers Indonesia mengenal betul siapa Jakob Oetama. Bahkan apa yang telah diperjuangkan dan diraihnya memberi inspirasi bagi jurnalis-jurnalis muda Indonesia,” kata Khofifah.