Kliring Berjangka Indonesia Bergabung, Danareksa Jadi Holding 10 BUMN Lintas Sektor
JAKARTA - PT Danareksa (Persero) terus menjadi besar. Terutama setelah dipercaya Pemerintah untuk menjadi Holding BUMN lintas sektor.
Penunjukkan Danareksa sebagai Holding BUMN lintas sektor berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1976 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) Danareksa.
Terbaru, PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) secara resmi menjadi bagian dari Danareksa. Hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 7 tahun 2022, tentang Penambahan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Danareksa.
Bergabungnya KBI membuat anggota Holding Danareksa Tahap 1 menjadi 10 perusahaan. Sebelumnya, beberapa perusahaan telah bergabung seperti PT Nindya Karya, PT Kawasan Industri Medan, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, PT Kawasan Industri Makassar, PT Kawasan Berikat Nusantara, PT Balai Pustaka, PT Perusahaan Pengelola Aset, PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung dan PT Surabaya Industrial Estate Rungkut.
Direktur Utama PT Danareksa (Persero) Arisudono Soerono mengatakan, pembentukan Holding Danareksa bertujuan mengembangkan usaha anak perusahaan melalui value creation dengan transformasi model bisnis, sinergi, serta peningkatan kualitas SDM. Kedepan, sebagai induk usaha Danareksa akan berperan sebagai coach bagi KBI dan membuka akses ke pendanaan baik di pasar maupun kepada calon investor baru.
"KBI memiliki potensi besar untuk berkembang, dan untuk itu kami akan terus mendorong KBI untuk melakukan berbagai inisiasi dan inovasi bisnis, baik itu di sektor perdagangan berjangka komoditi, pasar fisik komoditas maupun dalam ekosistem Sistem Resi Gudang. Harapan kami, ke depan KBI akan menjadi engine of growth bagi Danareksa sebagai induk usaha," ujar Arisudono dalam keterangan resmi, Rabu, 9 Februari.
Baca juga:
- Direksi PTPP Lakukan Kunjungan Kerja ke Proyek Menara Danareksa yang Progres Pembangunannya Sudah 55 Persen
- Erick Thohir Menjawab Kenapa Bulog Tidak Masuk dalam Holding BUMN Pangan: Karena Mereka sebagai Stabilisator, Bisa Mengintervensi jika Harga Naik
- Bakal Bentuk Subholding di PLN, Erick Thohir Bawa Kabar Gembira: Tidak Ada Pengurangan Pegawai, Justru Bakal Bertambah
Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia Fajar Wibhiyadi mendukung upaya pemerintah dalam membentuk Holding Danareksa ini. Ke depan, adanya perubahan kepemilikian saham ini tentunya akan menjadi era baru bagi KBI.
"Dalam hal kegiatan operasional, KBI akan tetap menjalankan kegiatan usaha dalam melayani para pemangku kepentingan seperti biasa. Sebagai Lembaga Kliring, kami tetap menjalankan peran ini sesuai dengan regulasi pemerintah yang ada. Selain itu, KBI juga tetap menjalankan penugasan pemerintah sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang," tutur Fajar.
Dengan menjadi bagian dari Holding Danareksa, ke depan komposisi 250.000 saham KBI akan terbagi berupa saham Seri B sebanyak 249.999 lembar saham yang dimiliki Danareksa, serta 1 lembar saham seri A atau Saham Dwi Warna yang tetap dimiliki Pemerintah Indonesia. Komposisi kepemilikan saham ini menunjukkan kontrol pemerintah tetap ada pada KBI, baik melalui Danareksa maupun kontrol langsung atas hak Pemerintah melalui saham Dwi Warna.
Fajar menambahkan, dengan menjadi bagian dari Holding Danareksa tentunya KBRI menargetkan kinerja akan terus tumbuh. Industri perdagangan berjangka mauppun resi gudang di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang.
Untuk tahun 2022 ini, berbagai inisiasi bisnis sudah mulai berjalan, dan ada beberapa yang tengah dalam persiapan. Inisisasi tersebut meliputi peran KBI sebagai Lembaga Kliring di Pasar Fisik Emas Digital, Lembaga Kliring di Perdagangan Aset Kripto, serta persiapan KBI sebagai Lembaga Kliring Perdagangan Karbon. "Selain itu, KBI juga tengah mempersiapkan untuk berperan sebagai Central Counterparty Clearing House," ungkap Fajar.
Sebelum menjadi bagian dari Holding Danareksa, KBI telah berhasil mencatatkan kinerja korporasi dalam posisi positif. Dalam 4 tahun terakhir, yaitu dari tahun 2017 - 2020, KBI berhasil mencatatkan pertumbuhan laba atau Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 46,82 persen. Sedangkan di tahun 2021, sampai dengan kuartal III KBI berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp70,9 miliar, atau tumbuh 55,49 persen dari perolehan dalam periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp45,6 miliar.
"Setelah menjadi bagian dari Holding Danareksa, sebagai bagian korporasi yang di-scale up, kinerja KBI diharapkan akan lebih meningkat dan terus tumbuh," kata Fajar meyakinkan.