NTB Gandeng NTT Bidding Tuan Rumah PON 2028, Siapkan Anggaran Rp6 Miliar
JAKARTA – Pemerintah Nusa Tenggara Barat (NTB) memutuskan mengajukan diri menjadi tuan rumah PON 2028. Mereka pun menggandeng provinsi tetangga Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk proses bidding tersebut.
Nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) terkait bidding ini akan ditandatangani pada Kamis, 10 Februari nanti. Setelah itu, kedua provinsi tersebut akan melakukan pendaftaran bersama pada 17 Februari di Jakarta.
"MoU akan ditandatangani antara berbagai unsur yang ada di NTB dan NTT seperti DPRD, Gubernur, Pimpinan Komisi V dan KONI," kata Wakil Ketua DPRD NTB H Mori Hanafi dikutip ANTARA.
Rencana keikutsertaan NTB menjadi tuan rumah PON 2028 bersama NTT diharapkan bisa menguatkan posisi kedua daerah tingkat satu tersebut sehingga bisa memenangi bidding.
Mori mengatakan bahwa anggaran untuk proses bidding pun sudah disiapkan.
"Apalagi kalau dilihat, NTT ini juga memiliki semangat dan kegigihan yang sama dengan NTB untuk keluar sebagai pemenang dalam proses bidding nanti," kata Mori.
Baca juga:
Untuk bisa memenangi bidding tuan rumah, Mori berharap semua lini bisa bergerak bersama. Salah satunya melakukan lobi atau pendekatan guna memuluskan hajatan NTB-NTT menjadi ruan rumah PON 2028.
"Baik itu gubernurnya, anggota DPR dengan pimpinan DPR, termasuk KONI juga harus bergerak. Jadi ini adalah kerja sama semua pihak yang ada. Tidak boleh ada yang tidak bergerak atau diam dan tidak perlu ada yang terlalu dominan juga," katanya.
Anggaran yang harus disiapkan untuk proses bidding mencapai Rp6 miliar. Rinciannya Rp 1 miliar untuk pendaftaran, sedangkan Rp5 miliar sebagai jaminan.
Jika provinsi yang mengajukan diri tidak lolos bidding maka uang jaminan tersebut akan dikembalikan. Namun, jika mereka lolos maka anggaran yang ada akan digunakan KONI pusat untuk sosialisasi PON 2028.