Kasus COVID-19 di Batam Melonjak dalam Dua Pekan Terakhir
BATAM - Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi menyatakan, Batam masih berada pada kategori I, meski terjadi lonjakan kasus COVID-19 dalam dua pekan terakhir.
"Kita masih kategori 1, karena kasus harian masih di bawah 240 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan di Batam, Senin.
Berdasarkan aturan, kategori level dua yaitu jumlah kasus aktif positif antara 20 dan kurang dari 50 orang per 100 ribu penduduk per pekan. Dan jumlah penduduk Batam saat ini sebanyak 1,2 juta jiwa, sehingga batasan untuk level dua adalah 240 kasus.
Sedangkan jumlah kasus aktif COVID-19 di Batam hingga Senin sebanyak 194 kasus.
"Kalau sudah tembus 24 kasus, berarti enggak aman," kata Kepala Dinas.
Sementara itu, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Batam mencatat tambahan 35 kasus terkonfirmasi pada Senin, 7 Februari, hingga total kasus aktif menjadi 194 orang. Sebanyak 34 di antaranya probable Omicron.
Satgas juga mencatat tambahan lima orang yang selesai isolasi sehingga totalnya 25.046 yang pulih.
Kemudian nol tambahan meninggal, sehingga tetap 842 orang.
"Tingkat kesembuhan 96,028 persen, tingkat kematian 3,228 persen, dan kasus aktif 0,744 persen," demikian Satgas.
BACA JUGA:
Dari 194 kasus aktif COVID-19, sebanyak 144 orang di antaranya dirawat di RSKI Pulau Galang, enam orang masih menjalani isolasi mandiri, dan lainnya dirawat di tujuh rumah sakit rujukan lainnya.
Berdasarkan hasil asesmen situasi COVID-19 Batam per 4 Februari 2022 adalah level 1.
Disebutkan penilaian transmisi komunitas tingkat 1 dengan kasus konfirmasi 9,33 per 100 ribu penduduk per pekan, rawat inap di RS 1,62 per 100 ribu penduduk per pekan, dan kematian 0,00 per 100 ribu penduduk per pekan.
Lalu untuk testing dinilai memadai, dengan positivity rate 0,6 persen per pekan, tracing juga dinilai memadai dengan rasio kontak erat yang diperiksa 18,36 per kasus konfirmasi per pekan, dan treatment memadai dengan 3,45 persen BOR per pekan.
Begitu pula dengan vaksinasi dinilai memadai yang mencapai 114,04 persen warga sasaran mendapatkan vaksin dosis pertama.