Bupati: Kenaikan Kasus COVID-19 di Bantul Diduga Varian Omicron
BANTUL - Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Abdul Halim Muslih menyatakan kenaikan kasus konfirmasi COVID-19 di kabupaten ini dalam beberapa hari belakangan diduga karena varian Omicron yang kini telah menyebar di Indonesia.
"Pertama ini probable Omicron, diduga kuat ini varian baru yang memang sejak awal Menteri Kesehatan mengumumkan bahwa varian baru Omicron ini memiliki karakter yang berbeda dari varian-varian sebelumnya," kata Halim dikutip Antara, Kamis, 3 Februari.
Menurut dia, varian Omicron memiliki daya tular yang lebih cepat dibanding varian Delta dan sebelumnya, sehingga kasus COVID-19 di Bantul yang terus bertambah dengan terakhir 36 kasus baru pada Rabu, 2 Februari diduga karena varian Omicron telah masuk ke Bantul.
"Varian ini berbeda dari varian-varian sebelumnya, yaitu cepatnya penyebaran di masyarakat. Akan tetapi juga varian baru ini punya kelemahan di antaranya tidak ganas," katanya.
Karena itu, Bupati Bantul mengatakan, seperti yang diumumkan oleh Menteri Kesehatan, agar masyarakat tidak perlu panik jika terpapar varian Omicron, karena bisa segera sembuh usai melakukan isolasi mandiri atau perawatan di rumah sakit.
"Kalau tidak bergejala ya cukup isolasi di rumah maupun di selter, maka selter ini akan kita hidupkan. Tapi kalau bergejala, kalau sedang ya di rumah sakit lapangan COVID-19 di Bambanglipuro, kalau gejala berat di rumah sakit," katanya.
Akan tetapi, kata Halim, sejauh ini pasien positif COVID-19 di Bantul akhir-akhir ini hampir semuanya tidak bergejala, atau kalaupun bergejala sangat ringan, sehingga masyarakat tidak perlu panik, namun tetap waspada.
"Tetapi kalau di tes 'swab' (usap) itu hasilnya positif, dan benar bahwa Omicron ini tidak ganas dan rata-rata memang tak bergejala. Nah karena itu kebijakan pemerintah agar masyarakat tetap tenang, protokol kesehatan tetap diterapkan, dan aktivitas seperti sediakala," katanya.
Baca juga:
Berdasarkan data Satgas Penanggulangan COVID-19 Bantul, total kasus positif hingga Rabu, 2 Februari tercatat 57.550 orang, dengan telah dinyatakan sembuh 55.870 orang, kemudian kasus meninggal tercatat 1.571 orang, sehingga kasus yang isolasi berjumlah 109 orang.