Meski Kasus COVID-19 Naik, Bantul Tidak Menutup Tempat Wisata, Ini Alasannya

BANTUL - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan tidak ada rencana menutup tempat wisata, meski kasus penularan COVID-19 dalam beberapa hari belakangan bertambah.

"Pemerintah juga diamanati untuk melakukan pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19. sehingga sampai hari ini pemda belum atau tidak merencanakan untuk menutup objek-objek wisata," kata Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih di Bantul, dilansir Antara, Senin, 31 Januari.

Menurut dia, tidak mengambil kebijakan menutup tempat wisata di tengah ancaman varian Omicron itu karena aktivitas ekonomi di objek wisata sudah mulai ramai, dan pemulihan ekonomi masyarakat sudah mulai tampak setelah sempat terpuruk karena pandemi.

"Dalam arti ada pemasukan pendapatan ke masyarakat, kemudian industri juga masih terus kita bolehkan untuk beroperasi, apalagi industri kerajinan juga sudah mulai mengekspor," katanya.

Bupati mengatakan, melihat kondisi tersebut artinya pemulihan ekonomi itu dapat terjadi dengan kebijakan kelonggaran-kelonggaran di dalam berproduksi maupun dalam aktivitas yang mendatangkan banyak orang, walaupun hal itu beresiko.

"Kita tahu bahwa itu beresiko, tetapi yang penting kalaupun Omicron itu menyerang kita itu tidak bergejala, sehingga tidak serta merta dibawa ke rumah sakit, melainkan dapat isolasi mandiri," katanya.

Dia mengatakan, bahkan, dari hasil kajian Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, orang yang terpapar COVID-19 varian Omicron dalam seminggu sudah hilang, setelah melakukan isolasi dan perawatan sesuai arahan petugas medis.

"Yang kena Omicron rata-rata hanya seminggu umurnya dan tanpa gejala, jadi tidak perlu terlalu risau, kalau kena Omicron ya isolasi gitu aja, dan rata-rata OTG (orang tanpa gejala)," katanya.

Meski demikian, kata Bupati, tetap yang harus dilakukan adalah disiplin menerapkan protokol kesehatan, dikarenakan akhir-akhir masyarakat cenderung agak kendor dalam prokes, karena menanggap pandemi sudah selesai, setelah di Bantul sempat nol kasus baru beberapa waktu lalu.

"Pemerintah belum menyatakan pandemi selesai, apalagi ada varian Omicron yang menyebar dari Jakarta, sementara Jakarta Yogyakarta itu punya hubungan erat, buktinya transportasi dari dan ke dua kota itu tiap hari ribuan orang, sehingga kita harus kembali menerapkan prokes secara ketat," katanya.

Data Satgas Penanggulangan COVID-19 Bantul per Minggu, 30 Januari, total kasus positif sebanyak 57.492 orang, dengan telah sembuh berjumlah 55.860 orang, sementara kasus meninggal tercatat 1.571 orang, sehingga pasien yang masih isolasi berjumlah 61 orang.